Pemerintah terus memperbarui data kasus konfirmasi positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini tercatat sebanyak 26.940 orang positif Corona, lalu sebanyak 1.641 orang meninggal dunia, dan 7.637 orang dinyatakan sembuh.
"Kami sudah menyelesaikan pada hari ini sebanyak 10.039 spesimen selesai diperiksa. Total yang sudah kita periksa akumulasinya adalah 333.415 spesimen. Baik yang menggunakan real time PCR maupun tes cepat molekuler. Dari hasil pemeriksaan tersebut sudah terkonfirmasi sebanyak 467 positif COVID-19 sehingga angkanya menjadi 26.940 orang," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam keterangan pers yang ditayangkan akun YouTube BNPB, Senin 1 Juni 2020.
Baca Juga: Lewat TikTok-Game, Mendagri Dorong Kreativitas Sosialisasi Nilai Pancasila
Yuri menyebut dari data itu sebanyak 5 provinsi masih menunjukkan angka pasien positif yang cukup tinggi. Kelima Provinsi itu ialah DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Disisi lain, sebanyak 15 provinsi tidak ada laporan kasus positif.
"Hari ini 15 provinsi yang tidak ada laporan kasus positif. Oleh karena itu saudara sekalian, kita akan terus berupaya semaksimal mungkin pada provinsi-provinsi yang sekarang masih tinggi angkatnya untuk bisa kita tekan tentunya berbasis dengan bagaimana masyarakat merubah perilakunya," ujarnya.
Berikut ini adalah pernyataan lengkap pemerintah:
Saudara saudara selamat sore
Pada hari ini kami kembali akan laporkan perkembangan penanganan pandemi COVID-19 baik yang dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di tingkat pusat sampai dengan di daerah. Kita pahami bersama bahwa pandemi COVID-19 belum selesai. Oleh karena itu, kita harus mulai menata kembali kehidupan kita, tidak lagi kita berasumsi untuk menyerah pada kondisi ini. Namun, kita harus bangkit bersama-sama bergotong-royong untuk kemudian bisa produktif kembali di tengah situasi pandemi COVID-19 ini. Karena, inilah langkah yang paling bijak yang harus kita lakukan di tengah-tengah pandemi COVID-19 ini.
Saudara-saudara, mau tidak mau kita harus lakukan perubahan pada perilaku keseharian kita karena kita sadar sepenuhnya bahwa pandemi COVID-19 ini masih belum berakhir dan sampai saat ini para ahli di seluruh dunia masih berusaha keras untuk bisa mendapatkan dan menemukan vaksinnya. Oleh karena itu, sepanjang proses ini yang masih belum bisa diselesaikan, maka kita tidak akan duduk diam untuk kemudian tidak produktif di dalam kondisi pandemi ini.
Secara bertahan kita telah melakukan adaptasi ini. Basisnya adalah bagaimana upaya kita untuk tidak tertular COVID-19. Kita pahami bersama bahwa COVID-19 penyakit yang disebabkan oleh virus dan menular dari orang yang sakit, orang yang membawa virus ini, kepada orang lain yang rentan. Mekanisme penularan ini bisa dilakukan secara langsung yaitu melalui percikan droplet dari orang yang sakit yang di dalam tubuhnya banyak mengandung virus. Dan kemudian, terhirup atau mengenai langsung kepada orang yang rentan melalui saluran pernapasannya sehingga virus ini akan tumbuh dan menyebabkan orang tersebut menjadi sakit. Atau, dengan cara tidak langsung melalui benda yang ada di sekitarnya yang kemudian tercemar oleh dropletnya, tidak sadar orang lain menyentuhnya dan kemudian terjadi pemindahan dari benda itu ke tangan dan kemudian orang itu juga menyentuh hidung, mulut atau mengusap mata sehingga terjadi proses penularan. Oleh karena itu, mekanisme ini yang harus kita pahami. Hanya dengan kemudian berubah perilaku yang bertujuan untuk mencegah penularan inilah maka kita bisa mencegahnya.
Yang pertama adalah menjaga jarak di dalam komunikasi sosial kita. Menjaga jarak fisik dalam komunikasi sosial kita. Kita pahami bahwa droplet ini tersebar pada orang yang sakit atau orang yang membawa virus sekalipun tanpa gejala pada radius sekitar 1 meter. Oleh karena itu setidaknya kita mulai merubah kebiasaan kita pada saat interaksi dengan orang lain dengan tetap menjaga jarak lebih dari satu meter, ada di sekitar 2 meter.Kemudian yang kedua menggunakan masker. Ada dua hal yang bisa kita maknai dan memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah penyebaran ini. Yang pertama apabila seseorang sakit atau seseorang yang membawa virus ini dan tidak sakit, atau orang tanpa gejala, kalau dia menggunakan masker maka dropletnya akan tertahan di maskernya dan tidak akan menyebar kemana-mana. Kemudian, yang kedua untuk orang yang sehat maka dia juga terlindung dari kemungkinan sebaran droplet orang lain yang sakit. Dua-duanya harus melakukan ini. Karena kita tidak pernah tahu pada hakikatnya, orang tanpa gejala yang berada di tengah-tengah masyarakat. Dia tanpa keluhan, sama sekali. Padahal, di dalam tubuhnya mengandung virus. Atau mungkin keluhannya minimal tidak panas, kalaupun panas tidak terlalu tinggi, tidak batuk, kalaupun batuk jarang dia rasakan keluhan batuk tapi pada hakikatnya dalam tubuhnya banyak virus. Oleh karena itu saudara-saudara, menggunakan masker adalah salah satu cara penting yang harus kita lakukan.
Kemudian, yang kedua mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Kita tahu secara anatomi, virus ini lapisan dindingnya terbuat dari struktur lemak yang akan mudah hancur manakala terkena detergen. Dan semua sabun mengandung detergen. Oleh karena itu, cuci tangan dengan sabun mengandung detergen adalah cara terbaik.
Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Penajam Paser Utara Kebanjiran Penduduk Baru
Saudara-saudara atas dasar itulah kita harus berpikir apakah keluar rumah adalah sesuatu yang penting. Apabila tidak penting kita bisa menahan diri untuk tidak keluar rumah. Namun apabila penting kita harus gunakan masker. Kita harus hindari kerumunan apabila keyakinan ini secara orang per orang sudah tertanam dengan baik, maka sudah barang tentu kita tidak akan buat kerumunan. Ini yang harus kita lakukan dan ini yang jadi pedoman dasar bagi kita untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang baru dalam kehidupan ini. Kita harus mulai biasakan ikuti aturan-aturan yang baru, norma-norma yang baru sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kita untuk tidak sakit. Oleh karena itu saudara sekalian, ini menjadi poin yang paling penting yang harus dipahami secara individual. Keluarga adalah basis dari perubahan ini. Keluarga kemudian menjadi titik tolak perubahan ini. Kita harus memberikan edukasi kepada seluruh anggota keluarga kita tentang bagaimana norma baru yang harus kita laksanakan. Bagaimana kita membiasakan untuk mencuci tangan, bagaimana kita membiasakan untuk menggunakan masker di luar rumah, bagaimana kita membiasakan untuk tidak berkerumun pada semua aktivitas kita. Saudara sekalian, inilah yang akan jadi bangun dasar untuk kita sama-sama bergotong-royong kita membangun kekuatan baru dalam mencegah penularan virus ini.
Arahan di dalam kaitan dengan pelaksanaan kegiatan ini telah disampaikan pemerintah. Beberapa kali presiden menyampaikan kita harus memutuskan rantai penularan ini. Diantaranya adalah mari kita lakukan pemeriksaan secara masif kepada tersangka atau kuat kita duga miliki kontak dekat dengan orang yang sudah sakit. Kemudian kita lakukan isolasi dan perawatan yang baik untuk pasien yang sudah sakit. Kemudian juga kita mulai untuk merubah cara kita dalam mengakses fasilitas kesehatan untuk kepentingan-kepentingan konsultasi. Kita bisa gunakan berbagai cara yang telah disediakan. Banyak mekanisme yang bisa kita lakukan melalui telemedicine dalam rangka konsultasi di bidang kesehatan. Saudara-saudara inilah yang menjadi penting dan menuntut disiplin kita semua. Oleh karena itu mari kita laksanakan ini dan kemudian kita saling mengingatkan bahwa kita harus mematuhi aturan-aturan ini. Hanya dengan kebersamaan saja, kita bisa selesaikan pandemi COVID-19. Kita bisa aman dari penularan COVID-19 dan kita bisa produktif dengan itu.
Saudara-saudara, barang tentu beberapa hal terkait dengan bagaimana kita terapkan secara keseluruhan dalam masyarakat kita untuk kehidupan yang baru akan sangat ditentukan oleh kondisi wilayah itu sendiri. Yang pertama melalui gugus tugas akan memberikan masukan kepada pemerintah daerah. Setelah kita lakukan kajian terhadap aspek epidemiologi penyakit ini di wilayah itu, kemudian kita akan sampaikan data-data tentang sistem kesehatan yang ada di daerah itu, termasuk juga sistem surveilans kesehatan. Atas dasar inilah kita akan bisa melihat bahwa memang ada beberapa kabupaten kota di tanah air kita yang tidak terdampak COVID-19. Daerah-daerah inilah yang semestinya sudah bisa laksanakan tata kehidupan yang baru. Sudah barang tentu ini jadi keputusan pemerintah daerah. Sudah menjadi keputusan yang diambil bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan, seluruh pihak terkait dan seluruh tokoh yang ada di kabupaten kota tersebut. Mengapa ini dilakukan? Karena tahap selanjutnya harus menciptakan kondisi, harus ada upaya pra kondisi yang kita berikan dan sampaikan kepada masyarakat agar memahami betul apa yang harus dilakukan. Bukan hanya sosialisasi, tapi juga edukasi pada aspek kehidupan. Kemudian dilakukan simulasi di berbagai tempat dan fasilitas umum tentang tatanan hidup baru. Bagaimana mengimplementasikan tatanan hidup baru di pasar misalnya, di sekolah misalnya. Di sekolah pun ada strata nya, bagaimana di perguruan tinggi, bagaimana di SMA, di SMP, di SD. Ini harus betul-betul dipahami oleh masyarakat agar mereka meyakini mereka mampu melaksanakan dengan baik. Tentunya, sepanjang perjalanan ini akan dilakukan pemantauan terkait perkembangan epidemiologinya, sistem kesehatan nya, sistem surveilans kesehatannya. Kita berharap dengan cara seperti ini terlihat betul peran yang akan menentukan adalah masyarakat. Peran yang paling menentukan adalah bagaimana masyarakat menyikapinya dengan benar. Inilah yang kemudian kita harapkan tatanan baru kehidupan kita bisa jadi cara bagi kita untuk menjaga aman dari COVID-19.
Saudara-saudara pada hari ini kami sudah lakuakn pemantauan dan kemudian menghimpun seluruh data dan berkomunikasi dengan berbagai pihak yang kemudian menghimpun data ini. Baik dari dinkes, laboratorium yang ditunjuk melaksanakan pemeriksaan serta rumah sakit yang merawat. Kami sudah menyelesaikan pada hari ini sebanyak 10.039 spesimen selesai diperiksa. Namun masih ada 6.525 yang sekarang sedang kita verifikasi dengan laboratorium, dengan RS yang mengirim dan seterusnya, dan beberapa sedang dalam proses pemeriksaan. 10 ribu sudah diselesaikan, 6 ribu masih dalam proses. Total yang sudah kita periksa akumulasinya adalah 333.415 spesimen. Baik yang menggunakan real time PCR maupun tes cepat molekuler.
Saudara-saudara dari hasil pemeriksaan tersebut sudah terkonfirmasi sebanyak 467 positif COVID-19 sehingga angkanya menjadi 26.940 orang. Kenaikan ini tentunya adalah gambaran keseluruhan dari negara kita. Namun, kemudian kita rinci lebih lanjut bahwa kenaikan yang masih cukup tinggi, angka yang masih cukup tinggi kita dapatkan di DKI, di Jawa Timur, di Sulawesi Selatan, di Jawa Barat dan di Kalimantan Selatan.Hari ini 15 provinsi yang tidak ada laporan kasus positif. Oleh karena itu saudara sekalian, kita akan terus berupaya semaksimal mungkin pada provinsi-provinsi yang sekarang masih tinggi angkatnya untuk bisa kita tekan tentunya berbasis dengan bagaimana masyarakat merubah perilakunya.
Kemudian, kasus sembuh 329 orang dinyatakan sembuh dan lepas dari perawatan. Sehingga totalnya jadi 7.637 orang. Meninggal 28 orang sehingga totalnya menjadi 1.641 orang. Sudah 416 kabupaten kota yang terdampak di 34 provinsi. Masih juga dilakukan pemantauan di seluruh provinsi terhadap 48.358 ODP. Pengawasan masih dilakukan terhadap pasien yang diduga COVID-19 sebanyak 13.120 orang.
Saudara-saudara, mari kembali lagi kita cermati data ini sebagai sesuatu yang bisa kita gambarkan bahwa proses penularan masih terjadi di beberapa tempat. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita menyadari ini dan kemudian mengupayakan berbagai hal untuk mencegah penularan. Bagaimanapun juga kita harus hidup dalam tatanan yang baru, yang berfokus pada upaya untuk memutus rantai penularan. Kami tidak henti-hentinya mengingatkan menjaga jarak fisik pada saat kita berinteraksi dengan siapapun. Menggunakan masker menjadi sangat penting. Rajin mencuci tangan, itu juga sesuatu yang harus kita lakukan. Inilah tatanan hidup baru yang harus kita laksanakan. Dengan cara seperti inilah kita bisa memenangkan pengendalian COVID-19.
Saudara-saudara, ikutilah terus informasi mengenai COVID-19 kepedulian kita bersama dibutuhkan untuk bersama-sama memutus rantai ini. Beberapa informasi selalu kami sediakan, baik melalui covid19.go.id, atau melalui call center 119 extension 9 atau juga bisa dilihat di akun media sosial di @lawancovid19id juga banyak sekali layanan telemedicine yang bisa dimanfaatkan oleh semua warga. TVRI dan RRI pun setiap hari menyiarkan secara rutin tentang perkembangan COVID-19 yang diikuti televisi dan radio swasta lainnya.
Saudara, yakinlah bahwa dengan kegotong-royongan, dan kebersamaan, dengan tekad yang bulat dengan konsistensi kita tanpa terputus kita bisa melindungi kita, melindungi keluarga kita, melindungi orang lain dan melindungi bangsa ini. Kita harus berubah. Kita harus mengimplementasikan tatanan hidup yang baru, karena kita tidak ingin sakit, karena kita tidak ingin keluarga kita sakit. Kita harus tetap maju kita harus tetap produktif. Inilah yang menjadi pesan bersama dan komitmen bersama. Kita bisa. Indonesia pasti bisa. Terimakasih. Selamat sore.