Misteri Balla Lompoa Bantaeng, Rumah Adat Butta Toa

Misteri Balla Lompoa Bantaeng, Rumah Adat Butta Toa

Ahmad
2020-05-28 14:27:54
Misteri Balla Lompoa Bantaeng,  Rumah Adat Butta Toa
Foto: Istimewa

Sebuah rumah panggung berdiri di atas tanah seluas sekitar 11x12 meter persegi. Namanya Balla Lompoa, rumah adat Butta Toa yang berada di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Konon, rumah tua itu pernah menjadi tempat tinggal turun temurun sejumlah raja. Menurut salah seorang tokoh budayawan Bantaeng, Andi Rakhmad atau Karaeng Dode', Balla Lompoa pertama kali dibangun di Embayya Kalimbaung pada masa pemerintahan Kareng Panawang tahun 1877-1913.

Miniaturnya seekor naga. Kepala dan ekor naga itu diartikan bahwa rumah itu yang tertingi, dan tidak ada yang menyerupainya.

Menurutnya, sejumlah arsitektur rumah adat itu memberikan gambaran beberapa peradaban yang masuk silih berganti di Bantaeng. Di antaranya adalah tiang berbentuk segi delapan atau oktagon. Bentuk tiang itu disebut sebagai pelambang delapan arah mata angin yang diketahui sebagai jejak masuknya ajaran Hindu.

Baca Juga: Bangkawa, Tradisi Pembangunan Rumah Tengkorak Suku Dayak di Kalimatan Utara yang Bikin Bulu Kuduk Merinding

Ada pula tiang yang salah satu bagiannya dipahat menyerupai bentuk bunga teratai. Simbol itu konon jejak masuknya kerajaan Buddha. Kemudian di sisi atas, terpampang kaligrafi yang membingkai setiap sisi ruangan. Jejak itu pertanda masuknya ajaran Islam di bumi Butta Toa Bantaeng.

Di bagian atap rumah adat, di sisi depan terdapat sesuatu yang berbentuk kepala naga dan sisi belakangnya ekor naga. "Miniaturnya seekor naga. Kepala dan ekor naga itu diartikan bahwa rumah itu yang tertingi, dan tidak ada yang menyerupainya," katanya.

Dari depan, Balla Lompoa terbagi menjadi tiga ruangan dengan masing-masing tiga anak tangga. Sepengetahuan Karaeng Dode', bagian tengah itu merupakan pintu untuk para raja-raja, pemerintah atau pejabat tertentu. Dengan begitu, tangga hanya boleh dilalui oleh raja.

Sedangkan anak tangga yang berada di sisi kanan berbentuk lebih kecil dan sederhana. Konon tempat itu hanya dilewati para dayang-dayang istana dan rakyat jelata di zaman kerajaan. Sedang tangga yang berada di sisi kiri yang terbuat dari beton, merupakan tangga khusus dibuat saat zaman penjajahan Belanda.

Rumah adat Balla Lompoa pernah menggemparkan sebagian masyarakat Bantaeng, sekitar tahun 2009-2010. Saat itu, Balla Lompoa dipugar alias direnovasi oleh pemerintah. Sepenggal kisah ini diceritakan seorang pemuda, sebut saja Damar, cucu Kesatria Kerajaan Bantaeng, Hama bin Jadjdji atau berjuluk Palapa' Barambang.

Konon benteng tiang utama tidak akan pernah bisa berdiri jika tak ada sosok keturunan raja asli atau seseorang yang menjadi kepercayaan kerajaan.

Baca Juga: Mengulik Kisah Misteri Kota Saranjana yang Dianggap Banyak Dihuni Makhluk Halus di Kalimantan, Benarkah?

Menurut Damar, ketika Balla Lompoa dipugar, kakeknya sang kesatria masih hidup. Kejadian aneh itu berawal ketika hendak membangun tiang utama Balla Lompoa.

"Kabarnya tiang utama tidak bisa digerakkan. Padahal sudah menggunakan empat excavator. Tiang utama hanya terangkat sekitar empat sentimeter dari tanah, itu pun mesin excapator sudah meraung," katanya.

Balla Lompoa di Kabupaten Bantaeng tak lepas dari cerita-cerita misteri. Berbagai penampakan hingga saat ini sudah menjadi buah bibir sebagian masyarakat.

Mungkin beberapa orang memang bisa lihat atau sengaja diperlihatkan sosok tertentu karena ada niat yang keliru.

Cerita tentang ular besar penjaga sumur di belakang bangunan Balla Lompoa adalah salah satu yang terus terawat sampai kini. Bahkan, salah satu stasiun TV nasional yang pernah ingin menjadikan Balla Lompoa sebagai lokasi syuting, gagal karena segenap crew-nya ketakutan atas penampakan ular raksasa mengitari halaman rumah adat.

Banyak lagi cerita-cerita mistik yang sampai kini masih bernaung di rumah adat itu. Ada yang melihat seseorang menggunakan Baju Bodo, atau baju adat setempat yang berdiri dengan tanpa kepala. Ada juga yang melihat penampakan kepala menggantung di ruang tengah Balla Lompoa dengan darah kental yang menetes.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30