Sekubal adalah sajian khas Lampung yang biasanya muncul pada Ramadhan dan Lebaran. Pada hari-hari biasa, sekubal cenderung sulit ditemukan.
Memiliki bentuk dan rasa yang menyerupai lemang, kudapan ini terbuat dari campuran beras ketan, santan kelapa dan sejumput garam. Dalam proses pembuatannya, beras ketan yang telah dicuci bersih akan dikukus bersama dengan santan kelapa dan garam hingga setelah matang.
Kemudian, sekubal yang hampir masak akan ditanak hingga kalis, kemudian dibentuk menyerupai bulat memanjang menggunakan janur kelapa atau daun pisang, lalu diikat dengan tali agar teksturnya semakin padat. Sekubal kemudian akan direbus kembali hingga matang sempurna selama 5-8 jam.
Baca Juga : Menjunjung Duli, Tradisi Ratusan Tahun Kesultanan Deli Saat Idul Fitri
Selepas dimasak, sekubal akan diangin-anginkan agar kandungan airnya keluar, sehingga tidak akan cepat basi. Dan, kemudian disimpan di dalam lemari makanan atau kulkas agar semakin awet.
Namun bila ingin menikmatinya dengan cara yang berbeda, setelah selesai direbus, sekubal akan dikuliti, lalu dipanggang di atas bara api hingga permukaannya berubah kecokelatan.
Tak hanya ditemukan saat Lebaran, masyarakat Lampung juga kerap menyajikan sekubal sebagai menu wajib saat hari-hari besar tiba, seperti pertunangan, pernikahan, khitanan, acara adat, dan sebagainya. Umumnya, mereka akan membuat kudapan legit ini 3-5 hari sebelum hari raya tiba.
Baca Juga : Karas karas, Kue Khas Melayu dari Asahan Dan Batu Bara
Cara menikmatinya pun beragam. Tak hanya nikmat disantap langsung, seperti halnya nasi atau ketupat, sekubal juga biasa dipadukan dengan kuah sayur, rendang, ikan, atau opor ayam.
Selain dihidangkan dengan topping gurih, sekubal juga lezat bila dikombinasikan dengan isian manis seperti tape ketan, kuah santan, atau lelehan gula. Agar rasanya semakin nikmat, sandingkan sekubal dengan secangkir teh manis hangat saat menyantapnya.