Di kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terdapat hal yang tidak biasa, yakni batu hobon. Batu hobon yang terletak di kaki Gunung Pusuk Buhit, Kecamatan Sianjurmula mula, Samosir ini sudah dicoba dibongkar hingga tiga kali, namun batu hobon tidak kunjung terbuka.
Batu Hobon ang berada di ketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut dan saat ini telah menjadi objek wisata budaya yang terkemuka bagi semua orang. Tidak hanya orang Batak, tapi turis asing mancanegara juga sangat tertarik dengan keberadaan batu ini.
Batu yang terlihat seperti sebuah peti dan terlihat berlapis lapis sampai sekarang dipercaya sebagai tempat sakralnya orang Batak dan merupakan tempat penyimpanan harta Si Raja Batak dan harta anak-anaknya Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon berupa emas yang juga dipercaya sebesar kepala kuda.
Selain emas sebesar kepala kuda, isi batu juga dipercaya terdapat benda-benda pusaka dan alat-alat musik. Diyakini pula, di dalam Batu Hobon ini tersimpan Lak-Lak (sejenis kitab) yang berisi ajaran dan nilai-nilai luhur serta perlengkapan perang yang terbuat dari emas.
Memang sampai sekarang cerita kebenarannya belum bisa dibuktikan lewat data ataupun foto. Namun karena dipercaya berisi harta berupa emas, dalam beberapa kali kesempatan, batu itu pun ingin dibuka.
Lewat keterangan beberapa orang tua dan masyarakat yang dihimpun di Sianjur Mulamula, usaha untuk membukanya sudah dilakukan sebanyak tiga kali, namun setiap orang yang berusaha untuk membukanya selalu gagal hingga berujung kematian.
Pertama kali terjadi pada zaman penjajahan Belanda, ada seorang pejabat Pemerintah Belanda dari Pangururan, berusaha untuk membuka Batu Hobon.
Dengan menggunakan dinamit dan peralatan bom lainnya, serta didukung beberapa orang personil, batu pun hendak diledakkan, namun saat mempersiapkan alat alatnya, tiba-tiba datanglah hujan yang sangat lebat disertai angin yang sangat kencang, serta petir dan guntur yang sambung menyambung.
Tidak itu saja, munculnya secara tiba-tiba ular yang sangat besar dan pada saat itu juga ada berkas cahaya seperti tembakan sinar laser dari langit tepat ke atas Batu Hobon, hingga membuat pejabat Belanda itu tiba-tiba pingsan, sehingga harus ditandu ke Pangururan, dan setelah sampai Pangururan dia meninggal dunia.
Kemudian, usaha kedua terjadi pada masa pemberontakan PRRI, seorang tentara berusaha untuk membuka Batu Hobon ini, menembaki Batu Hobon itu dengan senapan, tetapi sampai habis persediaan pelurunya Batu Hobon itu tidak mengalami kerusakan apa-apa, bahkan si tentara itu menjadi gila dan dia menjadi ketakutan.
Dia pun berjalan sambil berputar-putar, serta menembaki sekelilingnya, walaupun peluru senapannya sudah kosong, dan tidak berapa lama, si tentara itu pun meninggal dunia.
Dan terakhir, pernah ada orang sakti atau dukun dari Barus, Tapanuli Tengah yang kabarnya sangat berambisi memiliki harta pusaka Si Raja Batak. Karena si dukun ini juga sakti, sempat lapisan pertama Batu Hobon terbuka. Akan tetapi memasuki lapisan kedua, rombongan dukun ini dikejutkan dengan penampakan ular raksasa yang hendak menyerang mereka.
Melihat ular raksasa hitam datang menyerang, rombongan dukun itupun lari terbirit birit dan gagallah usaha mereka membuka batu itu. Dukun yang merupakan pimpinan rombongan itu kabarnya meninggal dunia dan anggota rombongan banyak yang mendapat bala.
Lapisan pertama batu yang terbuka oleh rombongan dukun tadi dan dikhawatirkan akan mendatangkan berbagai bala dan peristiwa. Akhirnya, mendorong rombongan murid Kristen dari Kota Tarutung datang bersama seorang pendeta bermarga Lumban Tobing.
Lewat doa yang dipanjatkan dan memohon restu kepada Tuhan dan kepada alam semesta, batu tersebut diangkat dan dipasang ketempat semula. Alhasil, karena memiliki kekuatan magis, Batu Hobon pun menjadi sangat sakral dan terjaga kemagisannya sampai sekarang.
Sebagai penulis dan wartawan bertugas di Kabupaten Samosir, saya berharap, objek wisata Batu Hobon menjadi objek wisata sakral dan berbudaya. Lihatlah batu ini, rasa nyaman dan teduh terasa disini. Saya sudah buktikan.
Angin disini pun sangat sejuk apalagi saat cuaca bersahat. Dan, satu lagi siapapun Anda, jika berkunjung ke tempat ini, berlakulah sopan. Jaga tata bahasa, semisal jangan berkata kotor dan jangan mengumpat. Jangan meludah dan selalu ucapkan horas-horas.