Vampir menjadi sosok yang sangat populer dan difilmkan menjadi kisah percintaan antara Edward Cullen dan Bella Swan, kisah vampir terlahir dari mimpi buruk, bukan fantasi remaja seperti saat ini. Dan kisahnya bahkan terinspirasi dari dunia nyata.
Pada abad ke-19, banyak keluarga yang menjadi korban penyakit misterius. Si penderita digambarkan memiliki kulit pucat, berkeringat dan batuk berdarah, seolah-olah hidup dengan keputusasaan.
Hari ini, kita tahu penyakit itu adalah TBC, tetapi pada saat itu, banyak orang yang percaya bahwa makhluk gaib memberikan makan kepada si korban.
Menurut Smithsonian, sejarawan telah mengumpulkan laporan surat kabar yang mengonfirmasikan gangguan tragis ini, dan terjadi di Woodstock, Vermont, pada tahun 1830, itu juga terjadi di Jewett City, Connecticut, pada 1854; dan di Rhode Island pada tahun 1892 - semua terjadi karena maraknya wabah TBC. Kasus yang paling terkenal adalah keluarga Brown di Exeter, Rhode Island.
Pengidap kehilangan berat badan, batuk darah, kulit mereka menjadi pucat dan kadang-kadang mati perlahan-lahan hampir seolah-olah ada sesuatu yang 'menghisap kehidupan' dari mereka.
Warga New England tidak menyangkal kenyataan kondisi yang dialami pengidap TBC tersebut, tetapi, sebelum munculnya teori kuman (germ theory) dokter tidak dapat menjelaskan bagaimana penyakit menular tertentu menyebar dengan cepat.
Penduduk desa yang putus asa percaya bahwa beberapa dari mereka yang meninggal karena penyakit memangsa anggota keluarga mereka yang masih hidup. Beberapa menggambarkan vampir New England sebagai mikroba atau "bakteri dengan taring."
Untuk mencegah serangan vampir yang sedang berlangsung dan penyebaran penyakit, warga yang panik menggali mayat korban TBC dan melakukan berbagai ritual, termasuk membakar organ dalam mereka.
Bram Stoker, mungkin memanfaatkan ketakutan itu, menerbitkan novelnya, Dracula, pada 1897.
Dia menggambarkan karakter vampir sebagai makhluk spektral atau hantu yang memiliki tubuh manusia yang meninggalkan kubur pada malam hari untuk menyedot darah dari makhluk hidup. "Vampir" yang ditakuti di New England memiliki bentuk yang tidak terlalu fantastis tetapi tetap menakutkan.
Praktik penggalian jenazah untuk menghentikan aksi jahat vampir kemungkinan diperkenalkan ke New England oleh penyembuh keliling dari Eropa timur dan Jerman.
Kepercayaan rakyat mengenai vampir mulai mereda pada akhir abad ke-19, ketika dokter dan ahli mikrobiologi Jerman Robert Koch mengidentifikasi bakteri yang bertanggung jawab menyebabkan tuberkulosis.
Ilmu pengetahuan kemudian perlahan mulai menggantikan cerita rakyat dalam menjelaskan penyakit yang telah merenggut begitu banyak nyawa dan menghancurkan banyak keluarga itu.