Suasana Bulan Suci Ramadan di Inggris Saat Lockdown

Suasana Bulan Suci Ramadan di Inggris Saat Lockdown

Yuli Nopiyanti
2020-05-11 08:00:00
Suasana Bulan Suci Ramadan di Inggris Saat Lockdown
Kampus University of Leicester (Foto:Doj.Istimewa)

Umat muslim tengah menjalani inadah piasa ramadan, bahkan ramadan 2020 menjadi pengalaman yang sangat berbeda bagi muslim di Inggris. Bagaimana suasana Ramadhan di tengah suasana lockdown akibat wabah COVID-19?

Sudah empat tahun, kami sekeluarga tinggal di kota Leicester, Inggris. Saya sedang menempuh pendidikan doktoral, bersama istri dan dua anak. Biasanya, di bulan Ramadhan banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas muslim. Mulai dari tarawih berjamaah, buka bersama, sahur bersama, kajian Islam, dan lain-lain. Namun, Ramadhan tahun ini tak ada kegiatan ibadah berjamaah.

Bahkam tak hanya itu saka paslanya sudah empat tahun, kami sekeluarga tinggal di kota Leicester, Inggris. Saya sedang menempuh pendidikan doktoral, bersama istri dan dua anak. Biasanya, di bulan Ramadhan banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas muslim. Mulai dari tarawih berjamaah, buka bersama, sahur bersama, kajian Islam, dan lain-lain. Namun, Ramadhan tahun ini tak ada kegiatan ibadah berjamaah.

Diketahui bahwa pemerintah Inggris menerapkan lockdown sejak 23 Maret 2020. Semua fasilitas umum ditutup, seperti lokasi wisata, taman, dan tempat hiburan. Sejak hari itu, sekolah diliburkan. Sarana ibadah seperti gereja dan masjid juga ditutup. Tak ada salat berjamaah di masjid, dan tentu saja tak ada salat tarawih berjamaah selama Ramadhan.

erdana Menteri Boris Johnson menulis surat untuk seluruh warga Inggris yang dikirim ke setiap rumah. Inilah pertama kalinya kami menerima surat yang ditandatangani langsung oleh Perdana Menteri, menunjukkan betapa penting pesan di dalamnya.

Perdana Menteri meminta agar kami tetap di rumah. Jika terpaksa keluar untuk keperluan mendesak seperti belanja bahan makanan, kami harus mengikuti prosedur social distancing yang ketat.

Belanja Bahan Makanan


Saat keluar rumah, kami dianjurkan memakai masker dan sarung tangan. Untuk belanja keperluan Ramadhan, kami harus antre di depan supermarket dengan jarak dua meter setiap orang. Supermarket membatasi jumlah orang yang boleh berada di dalam ruangan secara bersamaan. Akibatnya, antrean mengular jauh sampai ke tepi jalan.

Umat Islam dianjurkan untuk merencanakan menu buka puasa dan membelinya sekaligus, agar dapat mengurangi keluar rumah untuk belanja. Meskipun kami memerlukan banyak bahan makanan untuk Ramadhan, kami menyadari keadaan yang sulit ini. Kami tetap membeli barang-barang dengan jumlah yang wajar, agar setiap orang memperoleh apa yang mereka perlukan.

Buka Puasa


Biasanya, kami berbuka puasa di masjid bersama muslim lainnya. Ramadhan kali ini, kami hanya bisa berbuka di rumah bersama keluarga. Meski tak ada buka bersama, beberapa masjid menyediakan makanan dalam boks untuk dibagikan kepada umat Islam di sekitarnya.

Umat Islam menaati instruksi pemerintah agar tidak berkumpul secara fisik, demi kesehatan dan keselamatan bersama. Satu-satunya cara untuk "buka bersama" adalah secara online menggunakan aplikasi panggilan video.

Ibadah Ramadhan

Tidak ada satu pun Masjid di Inggris yang menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah. Bahkan, tidak ada masjid yang melakukan shalat lima waktu berjamaah sejak lockdown. Semua masjid ditutup total, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Kami melaksanakan shalat tarawih di rumah bersama keluarga. Umat Islam mengikuti beberapa anjuran dari The Muslim Council of Britain ("Majelis Ulama Inggris") untuk menjalankan ibadah selama Ramadhan tahun ini. Antara lain agar mengikuti ceramah keagamaan secara online di rumah, baik yang direkam sebelumnya atau siaran langsung, dan melakukan buka puasa bersama secara virtual menggunakan fasilitas panggilan video online.

Belajar dari Rumah

Kampus-kampus di Inggris, sebagian besar telah mengumumkan libur bahkan sebelum pemerintah memberlakukan lockdown. Universitas dapat mengambil keputusan sendiri, karena kedudukan mereka bersifat independen dan tidak secara langsung di bawah sebuah kementerian.

Lain halnya dengan sekolah dasar dan menengah yang harus menunggu instruksi pemerintah, karena secara birokrasi berada di bawah naungan City Council (Pemerintah Daerah). Semua perkuliahan diganti menjadi pembelajaran online. Demikian pula ujian dan pengumpulan tugas kuliah. Beberapa universitas membolehkan dosen dan staf untuk membawa pulang komputer kantor.

Bekerja dari Rumah

Banyak muslim di Inggris yang bekerja dari rumah selama Ramadhan. Bagi umat Islam yang tetap harus bekerja di luar rumah, mereka dianjurkan untuk memberi tahu atasan atau rekan kerja bahwa mereka sedang berpuasa. Mereka dapat meminta penyesuaian jam istirahat. Misalnya, jam istirahat siang/sore ditunda agar bertepatan dengan waktu berbuka puasa.

Tak hanya itu saja bahkan Selama Ramadhan, karyawan muslim juga dapat mengajukan cuti berbayar (paid leave). Artinya, mereka tidak bekerja, tapi tetap mendapat gaji penuh. Durasi cuti berbayar umumnya 20 hari atau sesuai kebijakan perusahaan.

"Majelis Ulama Inggris" telah mengumumkan bahwa kemungkinan besar tidak akan ada salat Idul Fitri berjamaah, dan tidak ada acara silaturahim secara fisik. Umat Islam akan merayakan Idul Fitri di rumah masing-masing.



Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30