Kurma selalu identik dengan Ramadan. Setiap tiba bulan suci Ramadan kurma masih menjadi salah satu menu berbuka puasa. Tidak heran jika kebutuhan akan buah kurma di bulan Ramadan pasti meningkat pesat.
namun pernahkah kamu bertanya, mengapa bisa demikian? Bukankah masih banyak jenih buah-buah lainnya yang tidak kalah kaya dari unsur vitamin dan khasiatnya?
Mari kita berkenalan dengan sejarah kurma, yuk!
Kurma adalah buah yang banyak tumbuh di daerah padang pasir, seperti halnya negara di Timur Tengah. Masyarakat Timur Tengah menjadikan kurma sebagai kebutuhan pokok sejak ribuan tahun yang lalu. Selain buahnya dimakan, ada yang menjadikan batang kurma sebagai pondasi rumah, ada yang menjadikan pelepah kurma sebagai atap rumah, dan juga sebagai tikar.
Hal ini dapat dibuktikan di sebuah kuburan Mesir Kuno terdapat mumi yang ditutupi oleh tikar yang terbuat dari pelepah kurma. Ditemukan pula pohon kurma utuh di sebuah kuburan kuno daerah Shakra dan kuburan itu sudah ada sejak 3200 tahun sebelum masehi.
Pohon kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia yang sudah dibudidayakan sejak sekitar 4000 sebelum masehi. Pohon kurma bisa tumbuh sekitar 12 sampai 30 meter. Uniknya, saat panen, satu pohon kurma dapat menghasilkan buah kurma hingga 100 kilogram.
Lantas, mengapa kurma selalu identik dengan bulan Ramadan?
“Dari Anas bin Malik, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air”
Anjuran tersebut memberikan beberapa pelajaran termasuk untuk anjuran bersegera dalam berbuka puasa. Hal ini dikarenakan rasa kurma yang manis dapat dengan cepat meresap dan diterima oleh liver. Sehingga, liver dapat memproses dan mengirimkan zat yang dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak.
Menurut Ustadz Dr Anwar Mufti Rahimullah, zat-zat yang mengandung gula (glukosa dan fruktosa) memerlukan waktu hanya 5-10 menit untuk dapat terserap ke dalam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Sedangkan, bagi manusia yang berbuka puasa dengan mendahulukan makan dan minum yang kurang mengandung unsur gula maka membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk dapat terserap ke dalam ususnya.