Kisah Ustazah Ngapak Handayayekti, Berdakwah dari Kampung Hingga ke Hongkong

Kisah Ustazah Ngapak Handayayekti, Berdakwah dari Kampung Hingga ke Hongkong

Yuli Nopiyanti
2020-04-27 11:17:41
Kisah Ustazah Ngapak Handayayekti, Berdakwah dari Kampung Hingga ke Hongkong
Ustazah Ngapak Handayayekti (Foto:Dok.Istimewa)

Kisah Mumpuni Handayayekti yang setiap pulang sekolah harus berkeliling kampung menjajakan es lilin. Perasaan iri kadang menyelinap di saat melihat teman-teman seusianya asyik bermain. Tapi hal itu langsung pupus begitu kembali ke rumah.



Tak hanya itu saja bahkan Ia juga bercerita bahwa kondisi rumah yang nyaris ambruk membuatnya sadar. Membantu kedua orang tuanya mencari nafkah adalah keniscayaan.



"Saya harus dewasa pada saat masih kecil. Orang tua mendidik bekerja untuk masa depan saya," tutur Mumpuni saat ditemui tim Blak-blakan usai memberi pengajian di sebuah desa di Banjarnegara, Jawa Tengah, 4 Maret lalu.



Tak hanya itu saja bahkan dengan kesehariannya yang hanya berjualan es membuat perempuan kelahiran Cilacap, 27 September 1995 itu berani berinteraksi dengan siapa saja. Dia juga suka mematut diri di cermin sambil berkata-kata layaknya seorang penceramah.


Melihat bakat dan potensi itu, ayahnya mulai mengarahkan dan melatih Mumpuni berbicara dengan lebih berisi. Sang ayah membantu menentukan tema, mencarikan dalil-dalil terkait, dan menyusun narasi bahan ceramah.



Bahkan dengan melihat kemampuan anaknya tersebut ayahnya pula yang mengantarkan Mumpuni ke KH Marzuki, kiai sepuh di Banyumas. Sang ayah pula yang mengenalkannya ke sosok 'Kiai Sejuta Umat', Zainudin MZ. "Jadi, sejak kelas tiga SD saya sudah disebut dai cilik di kampung-kampung," kata Mumpuni yang pada 2017 menjuarai lomba Aksi Asia di Indosiar.



Namun mulai sejak  itulah popularitas Mumpuni kian menjulang. Jika di masa kecil ia nyaris tak pernah bermain, kini sebagai ustazah dia tak cuma berkeliling wilayah Nusantara. Sejumlah kota mancanegara seperti Hong Kong dan Taiwan pernah dijejakinya.



Tak hanya itu saja bahkan Mumpuni tetap dengan gayanya yang khas. Berbahasa Jawa ngapak yang biasa digunakan masyarakat di wilayah Karesidenan Banyumas seperti Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Dia juga tak aji mumpung dan mengeksploitasi diri untuk tampil di televisi. Acara pernikahan, sunatan, maulidan adalah panggungnya dari kampung ke kampung.



Bahkan tak hanya itu saja Mumpuni digemari karena biasa menyelipkan jokes-jokes ringan. Juga mengubah bait-bait syair lagu hits milik Didi Kempot menjadi pesan-pesan penuh dakwah. Warga penikmat ceramahnyalah yang kemudian memviralkannya lewat media sosial.



Namun setelah sukses dan bahkan sudah belasan tahun menjadi penceramah, Mumpuni tak pernah tahu jumlah honor yang diterimanya. Semua ia serahkan kepada kedua orangtuanya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30