Hasil pemeriksaan postmortem mengungkapkan virus Corona (COVID-19) ternyata telah beredar di California, Amerika Serikat (AS), sejak Januari lalu. Kematian awal akibat virus Corona di AS kemungkinan besar keliru dianggap sebagai flu biasa.
Dilansir Reuters, Kamis 23 April 2020, Sara Cody yang seorang pejabat kesehatan di Santa Clara County, California, menuturkan bahwa seorang pasien wanita berusia 57 tahun meninggal dunia akibat virus Corona pada 6 Februari lalu. Kasus ini terjadi lebih awal dari kasus-kasus virus Corona lainnya yang dilaporkan di AS.
Kematian paling awal yang disebabkan virus Corona di AS, sebelumnya diduga terjadi pada 26 Februari di negara bagian Washington. Kematian awal itu melibatkan seorang pria berusia 30-an tahun yang baru pulang dari Wuhan, China, yang menjadi titik nol pandemi virus Corona.
Pria itu dinyatakan positif virus Corona setelah melaporkan dirinya kepada otoritas setempat karena dia mengalami gejala-gejalanya. Informasi soal kematian awal di California bisa meningkatkan pemahaman otoritas kesehatan publik soal bagaimana wabah virus Corona meluas di AS.
"Apa yang ditunjukkan oleh kematian-kematian ini adalah kita mendapati penularan masyarakat mungkin hingga ke level signifikan, jauh sebelum kita menyadarinya, dan itu mengindikasikan bahwa virus ini mungkin sudah ada dan beredar di tengah masyarakat jauh lebih awal dari yang kita ketahui," sebut Cody.
Sekedar informasi, hingga Rabu 22 April 2020 waktu setempat, jumlah kematian akibat virus Corona di AS melebihi 46 ribu orang. AS hingga kini masih menjadi negara dengan total kasus terbanyak di dunia, yakni melebihi 840 ribu kasus.