Ketika suhu tubuh kita terlalu
tinggi, tubuh secara alami akan mengeluarkan keringat. Kemudian keringat akan
meluap dan mendingin di tubuh kita.
Keringat mengandung amonia,
garam, dan protein. Keringat dapat membunuh patogen atau mikroba yang
menyebabkan penyakit.
Para ahli mengungkapkan keringat
juga mengandung dermcidin yang diproduksi ketika proses berkeringat terjadi.
Ini merupakan jenis peptida antimikroba yang dapat menusuk membran luar bakter
atau virus.
Para ilmuwan juga percaya
keringat menghasilkan 1.700 jenis antibiotik alami yang dapat secara efisien
membunuh kuman. Zat alami ini juga dinilai lebih efektif untuk jangka panjang
daripada antibiotik yang diresepkan.
Joseph Comber, ahli biologi di
Universitas Villanova mengatakan bahwa tubuh dipenuhi dengan mikroba dan tangan
adalah organ tubuh yang memiliki banyak kuman. Namun demikian, keringat tidak
mungkin mentransfer kuman penyebab penyakit.
Comber mencatat pada kasus SARS,
yang juga disebabkan oleh virus corona, ditemukan adanya virus di kelenjar
keringat orang yang telah meninggal. Akan tetapi, keringat bukan sarana
penyebaran virus itu sendiri.
Walaupun beberapa jenis virus
yang menyebar melalui cairan tubuh seperti lendir atau air liur, namun virus
corona tidak menular melalui keringat.
“Itu bukan sesuatu yang telah diperlihatkan
dalam ciri utama patogen menular,” kata Comber.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
juga mengatakan jika virus corona berpotensi menyebar melalui batuk atau bersin
bukan keringat orang lain. WHO juga menambahkan seseorang dapat terinfeksi
virus corona ketika melakukan kontak fisik langsung dengan pasien positif dan
menyentuh bagian mata, hidung, mulut, atau menghirup napas orang yang
terinfeksi.
Jadi, menerapkan jarak sosial
setidaknya sekitar 1 meter dari orang lain serta mencuci tangan selama 20 detik
dengan air dan sabun harus dilakukan sebagai bentuk pencegahan dari virus
corona tersebut.