Perlombaan global dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI) kini semakin sengit, dan China tampaknya berada di jalur cepat untuk menjadi pemenang. Dengan investasi mencapai sekitar Rp2.546 triliun, negara itu menunjukkan ambisi besar untuk menguasai sektor strategis yang diyakini akan menentukan arah ekonomi, militer, dan teknologi dunia dalam dekade mendatang. Pemerintah China menjadikan AI sebagai prioritas nasional, dengan dukungan penuh terhadap riset, infrastruktur data, dan pengembangan chip canggih.
Langkah besar ini tak lepas dari strategi jangka panjang Beijing yang ingin mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat. Perusahaan raksasa seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent berlomba menciptakan model AI setara atau bahkan melampaui sistem buatan Amerika Serikat seperti ChatGPT dan Gemini. Selain itu, lembaga riset dan universitas di China juga memperkuat posisi negara itu dalam inovasi kecerdasan buatan, mencetak talenta baru dalam jumlah besar setiap tahunnya.
Namun, kesuksesan China di bidang AI juga menimbulkan kekhawatiran di banyak negara. Teknologi AI yang dikembangkan untuk keamanan, pengawasan, dan militer menimbulkan perdebatan tentang privasi dan etika. Dunia khawatir dominasi China dalam AI dapat memperluas pengaruh geopolitiknya, terutama di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat yang juga menaruh investasi besar di bidang serupa.
Di sisi lain, upaya besar-besaran China membuktikan betapa pentingnya AI dalam kompetisi global masa kini. Negara mana pun yang mampu menguasai AI lebih dulu akan memiliki keunggulan di hampir semua bidang: ekonomi digital, pertahanan, hingga pengendalian opini publik. Bagi China, AI bukan sekadar teknologi, melainkan instrumen kekuasaan dan simbol kebangkitan nasional di era modern.
Dengan dorongan kuat dari pemerintah, sumber daya besar, dan arah kebijakan yang jelas, China semakin dekat untuk memimpin dunia dalam revolusi kecerdasan buatan. Perlombaan AI ini bukan lagi soal inovasi semata, melainkan tentang siapa yang akan menentukan wajah masa depan teknologi global — dan China tampaknya sudah menyiapkan diri dengan sangat matang.






