Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook. Penetapan itu diumumkan pada Kamis (4/9/2025) setelah rangkaian pemeriksaan panjang yang telah dilalui Nadiem sejak Juni lalu.
Dikutip dari OkeZone, kasus ini bermula dari proyek pengadaan Chromebook senilai sekitar Rp9,3–9,9 triliun yang ditujukan untuk sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Proyek tersebut dinilai merugikan keuangan negara karena adanya ketidaksesuaian spesifikasi, ketergantungan pada koneksi internet, serta hasil uji coba perangkat yang tidak memadai.
Direktorat Investigasi Jampidsus Kejagung menjelaskan bahwa Nadiem berperan aktif sejak tahap awal. Pada Februari 2020, ia menginisiasi rapat dengan Google Indonesia untuk membahas proyek Google O-Education melalui Chromebook dan Chrome Device Management (CDM). Selanjutnya, pada 6 Mei 2020, Nadiem memimpin rapat tertutup via Zoom bersama sejumlah pejabat Kemendikbudristek untuk menindaklanjuti rencana pengadaan tersebut.
Sebelum berstatus tersangka, Nadiem sudah beberapa kali menjalani pemeriksaan intensif sebagai saksi. Pada 23 Juni 2025, ia diperiksa selama hampir 12 jam, lalu kembali dipanggil pada 15 Juli 2025 dengan durasi pemeriksaan sekitar 9 jam. Saat itu, ia menegaskan akan kooperatif dan berterima kasih karena diberi kesempatan memberikan keterangan.
Di tengah sorotan publik atas status barunya sebagai tersangka, Nadiem menyampaikan pesan khusus kepada keluarganya. Ia meminta agar sang istri dan anak-anaknya tetap tegar menghadapi cobaan hukum yang menimpanya.
"Untuk keluarga saya dan empat balita saya. Kuatkan diri, kebenaran akan ditunjukkan. Allah melindungi saya. Allah tahu kebenarannya," kata Nadiem.
