Baru-baru ini, Menteri Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi (Dikti dan Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, menjadi sorotan publik. Pada Senin (20/01/1997), ia didemo oleh para pegawainya di Kantor Kementerian. Aksi tersebut dipicu oleh tudingan bahwa Satryo dinilai tidak profesional dalam mengelola kementerian serta dianggap melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti main pecat dan main tampar pegawai.
Menarik untuk membahas berikut profil sepak terjang sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro lebih lanjut.
Satryo lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956. Ia merupakan putra dari Soemantri Brodjonegoro, seorang mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (1967–1973) sekaligus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1973). Satryo juga memiliki seorang adik, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, hingga Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BRIN di era Presiden Joko Widodo. Saat ini, Bambang menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi.
Satryo menempuh pendidikan sarjana di Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia kemudian meraih gelar Ph.D. di bidang Teknik Mesin dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada tahun 1985. Keahliannya di bidang rekayasa material dan inovasi teknologi menjadikannya seorang akademisi terkemuka. Sebagai guru besar di ITB, Satryo aktif mengajar, meneliti, dan mempublikasikan berbagai karya ilmiah di tingkat internasional.
Karier Satryo di pemerintahan bersinar saat ia diangkat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) pada tahun 1999. Jabatan ini diembannya hingga tahun 2007, di mana ia berhasil mendorong pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.