Inilah sosok Bagong Soebardjo, pendongeng legendaris asal Yogyakarta
yang sangat mencintai pekerjaannya. Bagong memilih jalan hidupnya sebagai
pendogeng meski profesi tersebut tak menjamin kesejahteraan hidupnya.
Lewat dongeng, pria yang akrab disapa Pak Bagong ini ingin membentuk
karakter baik pada anak-anak penerus bangsa. Meski telah puluhan tahun menjadi
pendongeng, Bagong tak hanya diam melihat perkembangan jaman, ia juga
menyesuaikan media dan cerita dongengnya dengan kisah masa kini.
Baca juga: Sosok Rifdah Farnidah, Dosen Indonesia Juara 1 Hafal Al-Quran 30 Juz Tingkat Dunia
Mengenal Dongeng dan Wayang Sejak Kecil
Bagong mengenal dongeng dari sang Kakek sejak usianya masih kecil
sebagai pengantar tidur. Berjalannya waktu, Bagong kemudian menyukai kisah
pewayangan. Saat duduk di bangku sekolah dasar, ia mulai membeli beberapa
wayang hingga mempelajari teknik menjadi dalang dan pendongeng.
Sejak itu, Bagong menjadi sering untuk tampil sebagai dalang
dalam berbagai pertunjukan malam Minggu di sekitar rumahnya. Bagong akhirnya
memulai belajar membuat wayang kartun dari bahan karton dan barang bekas
lainnya sejak tahun 1979.
"Dari mendongeng, iseng-iseng membuat wayang kartun,
itu saya cocokkan dengan cerita-cerita rakyat. Sejak itu saya selalu pakai
wayang, mungkin sudah ada ratusan wayang yang saya buat," ujarnya.
Mencintai Pekerjaannya Demi Membentuk Karakter Anak
Meski profesi pendongeng tak menjamin hidupnya sejahtera, Bagong
tetap setia bahkan setelah puluhan tahun menjalaninya. Sebagai pendongeng, pria
66 tahun ini diketahui tinggal di kontrakan di daerah Yogyakarta.
Bagong menilai dongeng adalah bagian penting dalam
pertumbuhan anak dan dirinya ingin turut membantu membentuk karakter baik pada
anak. Ia berharap dongeng dapat masuk dalam kurikulum pendidikan sehingga
manfaatnya akan semakin banyak untuk karakter anak.
“Coba kalau dongeng diberi tempat untuk kurikulum sekolah
atau semacamnya, akan sangat bermanfaat dalam pembentukan karakter anak,”
katanya.
Ingin Membangun Sanggar Wayang Dongeng
Ditengah kesulitannya bertahan di masa pandemi karena banyak
jadwal pagelaran yang dibatalkan, terselip mimpi Pak Bagong selama ini yang
ingin membangun sanggar wayang dongeng.
“Saya pengen bikin sanggar yang bisa nampung anak-anak untuk
belajar ndongeng, ndalang, sekaligus nari,” ucap Bagong.
Baca juga: Sosok Kevin Nizam Nabila, Orang Indonesia Pertama Kerja di Tesla Jerman
Saat ini, Pak Bagong memang telah merintis sanggar wayang dogeng tersebut seiring perjalanannya menjadi seorang pendogeng. Namun karena terkendala biaya, tempatnya masih belum memadai. Ia masih mengandalkan teras rumah ataupun panggung mini seadanya.