Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut BUMN
harus menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah. Untuk mendukung hal
tersebut. Erick meminta seluruh BUMN dapat memetakan daerah di Indonesia yang
memiliki potensi ekonomi.
"Kita BUMN harus jadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Saya minta BUMN memetakan daerah-daerah mana yang punya potensi," ujar Erick Thohir.
Baca juga: Erick Thohir Perkuat Potensi Bisnis Lebih dari 7000 Perempuan di Kabupaten Humbang Hasundutan
Saat melakukan kunjungan kerja
bersama Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan, Erick mendapat inspirasi untuk
mengembangkan potensi pariwisata daerah di Indonesia. Ia kemudian melihat potensi
tersebut bisa mulai dikembangkan di Benoa, Badung, Bali.
"Saya baru pulang dari Korea
waktu itu bersama bapak Presiden. Ada sebuah kota bernama Busan, ketika ada
sebuah pelabuhan kecil, lalu ada gedung 3 atau 4 tingkat itu semua isinya
makanan. Lalu saya berpikir, wah ini menarik. Dari situ saya mendarat, saya
memutuskan mau melihat Benoa. Karena saya lihat potensi yang luar biasa untuk
Bali," ungkapnya.
Menurut Erick, saat ini sektor
pariwisata di beberapa negara semakin berkembang. Sehingga pariwisata daerah di
Indonesia perlu terus dikembangkan untuk bersaing dengan negara-negara lain.
"Persaingan di dunia
pariwisata juga sekarang melebar. Kalau dulu hanya Bali dan Thailand sekarang
ada Malaysia dan Vietnam, ada berbagai negara. Artinya apa? Mesti ada investasi
lagi," tambahnya.
Sebagai negara kepulauan, Erick
menilai akses pariwisata di Indonesia dapat dijangkau tidak hanya dengan
pesawat namun juga kapal laut. Ia kemudian berkoordinasi dengan direksi Pelindo
terkait pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).
Baca juga: Dukung Industri Dalam Negeri, Erick Thohir: BUMN Siap Berkomitmen
Erick Thohir merasa tanggung jawab yang dipegang olehnya bukanlah sekedar memimpin sebuah
lembaga. Namun lebih jauh, Erick menyebutkan bahwa seorang pemimpin harus
memiliki empati terhadap seluruh perkembangan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
“Hari ini seorang pemimpin tidak cukup hanya memimpin, tapi mesti
ada empati”