Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera melakukan transformasi lanjutan di tubuh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, utamanya melalui pembentukan holding dan subholding di tubuh PLN yang ditargetkan tuntas pada 2022 ini.
Erick mengatakan rapat tersebut membahas mengenai peta jalan transformasi PLN. Menurut Erick, kondisi dunia yang saat ini tengah mengalami ketidakpastian terhadap rantai pasok seharusnya dapat dimanfaatkan Indonesia yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah.
"Dengan memanfaatkan SDA tersebut, melalui PLN, Indonesia dapat menjual listrik ke negara-negara lain yang membutuhkan. Saat ini, SDA Indonesia, yakni batu bara masih menjadi sumber listrik dunia," ujar Erick.
Meski demikian, ucap Erick, hal ini tak bisa terus dipertahankan mengingat Indonesia berkomitmen untuk mencapai target penurunan emisi atau net zero emission (netralitas karbon) pada 2060.
Kata Erick, Indonesia harus memaksimalkan potensi SDA seperti tenaga matahari, geothermal, air, dan angin yang tidak dimiliki negara lain.
"Dengan teknologi dan inovasi yang ada sekarang ini, sumber daya tersebut dapat kita ubah menjadi listrik, dan bahkan bisa menjadi baterai, artinya ini kesempatan kita menjual listrik ke negara-negara lain yang membutuhkan," lanjutnya.
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menambahkan, transformasi lanjutan di tubuh PLN termasuk juga untuk melihat bagian-bagian bisnisnya yang bisa dioptimalisasi, sehingga kinerja PLN bisa lebih transparan. Meskipun saat ini tingkat elektrifikasi Indonesia sudah mencapai 99%, ia menegaskan transformasi di tubuh PLN harus tetap dilanjutkan.
“Ke depan, pengembangan EBT membutuhkan dana yang cukup besar. Bagaimana ini semua bisa dilakukan sambil kita melakukan transformasi, salah satunya memang melalui pembentukan holding dan subholding di PLN, sehingga nanti untuk di pembangkit kemudian transmisi yang menjadi core utama dari PLN bisa terus kita kembangkan,” kata Mansyuri.