Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menegaskan perusahaan milik negara yang terindikasi korupsi harus ditindaklanjuti dan dipertanggungjawabkan.
Hal tersebut disampaikan Erick terkait adanya kemungkinan korupsi di tubuh dua perusahaan BUMN, yakni PT Krakatau Steel Tbk atau KRAS dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) alias PTPN.
Baca Juga: Ini Akun Instagram Sharon Florencia, Perempuan Cantik 24 Tahun Gantikan Tugas Erick Thohir
Erick mengatakan, hal tersebut diperlukan agar direksi yang baru tidak harus menanggung beban tersebut dan malah mengganggu pengembangan bisnis di masa depan.
"Kita kan nggak boleh merem mata juga, kalau yang sebelum ini ada tindak pidana korupsi yang harus dipertanggungjawabkan. Jangan sampai direksi baru, komisaris baru terkena karena dibilang pembiaran," ujar Erick, Kamis (30/9/2021).
Erick menuturkan, saat ini KRAS tengah menjalani proses restrukturisasi yang terkait indikasi korupsi.
"Krakatau Steel sedang restrukturisasi sudah berjalan tahap 1, tahap 2. Tapi yang masalah blast furnace harus ditindaklanjuti, kalau memang ada indikasi korupsi ya harus diselesaikan, karena kenapa, jangan nanti baru nanti mau berpartner baru ribut ini korupsi," tutur Erick.
Baca Juga: Erick Thohir Genjot BUMN Demi Meningkatkan Setoran Dividen ke Negara
Erick Berharap, adanya tindak lanjut tersebut bisa membuat indikasi korupsi di tubuh KRAS rampung dan pabrik blast furnace bisa beroperasi kembali mengingat tingginya permintaan baja saat ini.
Erick juga menyampaikan, saat ini PTPN telah menyelesaikan proses restrukturisasi bisnisnya melalui pimpinan direksi dan dewan komisaris yang baru.
"Hasil restrukturisasi itu kita melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya bagaimana konsolidasi dari produk daripada PTPN apakah sawit, gula, dan lain-lain sehingga efisiensi terjadi," tutur mantan bos Inter Milan itu.
Perlu ketahui, KRAS tercatat memiliki utang hingga 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp31 triliun. Erick pun menduga adanya indikasi korupsi di salah satu proyek yang menyebabkan utang perusahaan membengkak.
"Dia itu punya utang 2 miliar dolar AS. Salah satunya investasi 850 juta dolar kepada proyek blast furnace yang hari ini mangkrak. Ini kan hal-hal yang tidak bagus. Pasti ada indikasi korupsi," kata Erick Thohir dalam webinar yang ditayangkan di Youtube Republika Official seperti yang dikutip Rabu, (29/9/2021).
Secara tegas, Erick akan menghukum pelaku yang melakukan korupsi pada proyek tersebut. "Dan kita akan kejar siapapun yang merugikan, karena ini bukan kita ingin menyalahkan, tetapi penegakan hukum terhadap bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," ujar Erick.
Meski begitu, Erick mengatakan saat ini manajemen baru Krakatau Steel tengah melakukan restrukturisasi utang dari proyek masa lalu tersebut.
"Restrukturisasi Alhamdulillah sudah berjalan dengan baik. Tentu kembali kalau restrukturisasi kita dikejar programnya apa. Karena itu kita ada step satu dan dua," ucap dia.