YouTube secara resmi mengumumkan bahwa pihaknya akan memblokir semua konten anti-vaksin yang mengklaim bahwa vaksin dapat menyebabkan efek kesehatan kronis atau informasi yang salah tentang kandungan zat dalam vaksin.
Kebijakan baru ini tidak hanya berlaku untuk vaksin Covid-19, tapi juga penyakit lain seperti campak dan Hepatitis B dan konten yang mengandung klaim vaksin flu menyebabkan kemandulan. Selain itu, informasi suntikan MMR yang melindungi dari serangan campak, gondok, dan rubella dapat menyebabkan autisme.
Bahkan, YouTube juga telah mengklaim bahwa telah menghapus lebih dari 130.000 video karena melanggar kebijakan vaksin Covid-19 sejak 2020 lalu.
Kebijakan baru dari YouTube ini resmi diumumkan lewat blog resmi menyusul kebijakan sebelumnya yang melakukan pemblokiran terhadap misinformasi terkait vaksin Covid-19.
Langkah itu diambil oleh YouTube untuk memblokir konten-konten anti vaksin dimulai karena banyak kritikan yang datang kepada YouTube dan beberapa raksasa teknologi lain seperti Facebook dan Twitter.
Baca Juga: Hore! Hindari Terpapar Covid-19, Warga Baduy Luar Sudah Mulai Divaksinasi
Kritikan tersebut menyebut raksasa teknologi ini belum melakukan upaya yang cukup untuk menghentikan penyebaran informasi kesehatan yang salah di platform mereka. Namun, sikap YouTube yang keras dalam memerangi misinformasi ini menimbulkan berbagai reaksi di seluruh dunia.
Baca Juga: Pengusaha di Gunungkidul Tato Tangannya Gambar Barcode Vaksin Covid-19
Bahkan, sebuah saluran siaran berbahasa Jerman yang didukung Rusia bernama RT dihapus oleh YouTube setelah diduga melanggar aturan misinformasi Covid-19 dari YouTube,Pada Selasa (28/9/2021).
Kemudian pada hari berikutnya Rusia menyebut bahwa hal tersebut sebagai agresi informasi, dan mengancam akan memblokir YouTube, seperti dilaporkan Reuters.