Gunung Guntur yang berada di Garut, mendadak menjadi sorotan publik pasca ditemukannya seorang bocah bernama Gibran yang sempat hilang selama enam hari. Akibat kejadian itu, banyak publik penasaran dengan cerita mistis di Gunung Guntur.
Nah, penasaran cerita mistis apa saja yang ada di Gunung Guntur? Langsung saja simak berikut ini:
Baca Juga: Cerita Mistis di Pantai Sembukan Wonogiri, Konon Dihuni Binatang-Binatang Gaib
1. Dihuni Kakek Kerdil Berjenggot Lumut
Cerita mistis yang pertama dari Gunung Guntur ialah dipercaya dihuni sosok kerdil berjenggot lumut. Menurut cerita mulut ke mulut, sosok ini sering memberi peringatan kepada pendaki agar menjaga sikapnya saat mendaki. Kemunculannya pun sering membuat para pendaki kaget.
Pada tahun 2006 silam, ada sekelompok pendaki dari Tangerang pernah berurusan dengan sosok kakek itu. Mereka awalnya diingatkan agar menjaga sikap, namun tidak diindahkan. Akibatnya para pendaki itu diganggu habis-habisan.
Baca Juga: Cerita Mistis di Gunung Guntur, Dipercaya Dihuni Sosok Kakek Kerdil Berjenggot Lumut
2. Mitos dilarang meniup suling
Di Gunung Guntur terdapat juga sebuah mitos cukup melegenda. Adapun mitos yang dimaksud adalah dilarang meniup suling. Mitos ini sudah dipercaya sejak zaman dahulu.
Menurut warga sekitar, bila ada yang nekat meniup suling di Gunung Guntur, dipercaya akan ditemui maung bungkeleukan yang merupakan sosok macan gaib yang suka bergentayangan.
3. Pengakuan Gibran hilang selama 6 hari
Gibran bocah 14 tahun baru-baru membuat publik geger, pasalnya dirinya dinyatakan hilang selama 6 hari setelah mendaki gunung Guntur dan ditemukan dalam keadaan baik-baik saja.
Menurut pengakuannya, dirinya mengukuti 5 sosok yang tak dikenalnya. Ada dua lelaki dan tiga wanita yang kesemuanya memakan baju serba putih. Selama berada di "dunia lain", Gibran mengaku memilih meminum air sungai yang dilihatnya sangat jernih.
Kelima sosok berbaju putih sebenarnya silih berganti menawari makanan pada Gibran. Akan tetapi bocah malang itu menolaknya dan tetap bermain dan minum air sungai yang jernih.
Pengakuan mengejutkan lainnya adalah saat Gibran merasa tidak hilang. Lantaran sejak ditinggal oleh temannya ke puncak Gunung Guntur dia merasa tidak pernah menemukan malam hari.
Sehingga di alam "dunia lain", Gibran merasa berkegiatan biasa sambil menunggu teman-temannya pulang.
Sebenarnya Gibran tak terlalu jauh dari pos tiga atau wilayah jangkauan tim evakuasi. Akan tetapi, dirinya sama sekali tidak mendengar suara apapun dari tim evakuasi yang mencarinya.
Gibran mengatakan jika keadaanya selama berada di Gunung Guntur seorang diri tidak ada gangguan dari apapun. Ketika itu, dia hanya merasa aneh saat bangun dan keluar tenda, tiba-tiba ada di samping sungai.
Semenjak terbangun tiba-tiba di luar tenda ada sungai, Gibran merasakan hari tanpa ada malam. Dengan kondisi seperti itu, Gibran mengaku selama itu hanya menunggu temannya pulang.