Minggu kemarin Tasya Kamila dan sang anak Arrasya Bachtiar, baru saja tiba di Indonesia, usai melakukan penerbangan dari Amerika Serikat. Setibanya di Tanah Air. Tasya dibuat heran dengan peraturan PCR yang baru.
Pengalaman tersebut tentu menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan bagi Tasya.
“Sampe Jakarta apes banget aku kedapetan hari pertama uji coba peraturan PCR di Bandara,” ungkap Tasya pada akun Instagram Story-nya.
Baca juga: Batasi Keluar Rumah, Ini Kebiasaan yang Dilakukan Tasya Kamila di Tengah Pandemi
PeduliLindungi tak terpakai
Sebelum adanya peraturan baru ini, aturan kedatangan penumpang internasional hanya mengisi eHAC dari aplikasi PeduliLindungi. Lalu dilanjutkan dengan tes PCR di hotel repatriasi sebagai tempat karantina.
“Hari ini trial peraturan baru, nggak terpakai lagi tuh eHAC, bye. Registrasi lagi terus langsung PCR di bandara dengan keadaan cuma ada 2 orang nakes yang colok hidung (tes PCR) semua penumpang dari 2 flights yang ada di jam yang sama ini. Kebayang kan antrinya,” kata Tasya.
Uji coba aturan baru PCR
Tasya juga mengeluhkan fasilitas dan penyelenggaran yang kurang terorganisir dari pihak pengujii coba aturan baru di Bandara.
Tak hanya disitu, setelah diambil sampel dari tes PCR, Tasya harus menunggu selama kurang lebih dua jam untuk mengambil hasilnya. Penumpang juga tidak diperbolehkan menunggu hasil PCR di hotel dan harus tetap siaga di Bandara.
Aturan baru ini sangat membuat Tasya tak nyaman karena dia sudah merasa lelah dan lapar setelah melakukan perjalanan jauh bersama sang anak.
Tasya heran
Setelah satu jam menunggu, Tasya dan rombongan justru dipersilahkan untuk pulang ke hotel setelah aturan diganti begitu saja.
“Setelah 1 jam lebih menunggu hasil PCR, tiba-tiba ganti aturan! Silahkan nunggu hasil PCR di hotel repatriasi masing-masing! Jujur ngga tau harus hamdallah, istigfar, atau berkata kasar,” ucapnya.
Tasya menyayangkan adanya aturan baru ini yang mengharuskan penumpang untuk melakukan tes PCR sebanyak dua kali.
Tasya pun tidak merekomendasikan untuk membawa anak kecil. Sebab proses yang cukup memakan waktu ini dianggap bisa membuat anak merasa bosan.