Ilmuwan Singapura Sulap Kulit Durian Jadi Perban Anti Bakteri

Ilmuwan Singapura Sulap Kulit Durian Jadi Perban Anti Bakteri

Alpandi Pinem
2021-09-21 19:08:40
Ilmuwan Singapura Sulap Kulit Durian Jadi Perban Anti Bakteri
Direktur Program Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Teknologi Nanyang William Chen memegang kulit durian, sementara Tracy Cui, Rekan Peneliti di NTU, memegang lembaran hidrogel yang terbuat dari kulit durian (Sumber Foto: Reuters via BangkokPost)


Para peneliti di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura berhasil menyulap sampah sisa buah durian yang dibuang menjadi perban gel antibakteri. Sampah yang disulap tersebut yaitu bagian kulit durian yang sudah dibuang.

Adapun prosesnya yakni, mengekstrak bubuk selulosa dari kulit buah setelah diiris dan dikeringkan, kemudian dicampur dengan gliserol. Hasil dari campuran menjadi hidrogel lunak, yang akan dipotong menjadi strip perban.

Baca Juga: Fakta-fakta Ilmuwan Indonesia Terlibat Pembuatan Roket NASA untuk Misi Ilmiah Luar Angkasa

Dilansir dari CTV, Senin (20/9/21), Profesor William Chen selaku direktur program ilmu dan teknologi pangan di NTU mengatakan bahwa per tahun di Singapura konsumsi durian sekitar 12 juta. Buah durian setelah dagingnya dimakan, biasanya kulitnya dibuang dan dibakar. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan.

Baca Juga: Melawan Kuasa Tuhan, China Siapkan Ilmuwan untuk Hidupkan Orang Mati

“Di Singapura, kami mengonsumsi sekitar 12 juta durian per tahun, jadi selain daging buahnya, kami tidak bisa memakai kulit dan bijinya dan ini menyebabkan pencemaran lingkungan,” kata direktur program ilmu dan teknologi pangan di NTU Profesor William Chen.

Adapun manfaatnya sangat baik, dibandingkan dengan perban konvensional, bahkan perban organo-hidrogel  juga mampu menjaga area luka menjadi lebih dingin dan lembab, yang dapat membantu mempercepat penyembuhan.

Baca Juga: Biografi Lengkap Li Meng Yan, Ilmuwan China yang Ungkap Virus Corona Buatan Manusia

Bahkan, para peneliti mengatakan dengan penggunaan bahan limbah dan ragi untuk perban antimikroba, maka akan lebih hemat biaya daripada produksi perban konvensional, yang sifat antimikrobanya berasal dari senyawa logam yang harganya lebih mahal, seperti ion perak atau tembaga.

Kemudian Chen menambahkan bahwa saat ini dia juga dapat mengubah limbah makanan lainnya, seperti kacang kedelai dan biji-bijian bekas menjadi hidrogel. Dibandingkan dengan perban konvensional, perban organo-hidrogel juga mampu menjaga area luka lebih dingin dan lembab agar dapat membantu mempercepat penyembuhan.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30