Tepat pada Senin 19 Juli 2021, terjadi penurunan kasus harian Covid-19 di Indonesia akibat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat atau PPKM Darurat Jawa-Bali. Berikut faktanya.
Sekedar informasi, PPKM Darurat Jawa-Bali sudah berlangsung sejak 3 Juli 2021 dan akan berakhir pada Selasa 20 Juli 2021, tepat Hari Raya Idul Adha. Banyak kalangan yang menyebutkan, adanya PPKM Darurat ini mampu membuat penurunan kasus harian Covid-19 di Indonesia turun.
Hal ini terbukti dari kasus Covid-19 di Indonesia pada Senin 19 Juli 2021 yang turun 34.257 kasus. Padahal, pada tanggal 15 Juli 2021, terjadi rekor dengan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 56.757 kasus.
Bukan karena PPKM Darurat
Menanggapi klaim berbagai pihak yang menyatakan keberhasilan PPKM Darurat dalam menurunkan kasus harian Covid-19 di Indonesia, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, malah menyebut sebaliknya.
dr Nadia, sapaan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, efek dari PPKM Darurat masih kurang terlihat dan akan terlihat dalam beberapa waktu mendatang dalam hal mobilitas masyarakat.
Tentu saja, hal ini menjadi fakta penurunan kasus harian Covid-19 di Indonesia yang tidak selamanya akibat dari PPKM Darurat.
Jumlah testing masih rendah
Senada dengan dr Siti Nadia Tarmizi, seorang pakar epidemiologi Universitas Indonesia Hermawan Saputra tidak melihat adanya efek dari PPKM Darurat dalam penurunan kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini diakibatkan dari jumlah testing yang masih sangat rendah.
Baca Juga: Sejarah Hari Raya Idul Adha, Lengkap dengan Makna Pengorbanan Nabi Ibrahim
Tingkat kepatuhan rendah
Selama PPKM Darurat, tingkat kepatuhan masyarakat sangat rendah dalam menggunakan masker dan disiplin melakukan protokol kesehatan. Dilansir dari berbagai sumber, sejumlah wilayah di Indonesia masih sangat rendah kepatuhan untuk menggunakan masker. Khususnya pada daerah zona merah.