Ita Martadinata merupakan seorang perempuan etnis Tionghoa yang menjadi korban pemerkosaan massal pada Mei 1998. Di saat yang sama, juga terjadi kerusuhan Mei 1998 yang diakibatkan oleh rasa kekecewaan para mahasiswa terhadap kebijakan da menuntut Presiden Soeharto untuk mundur.
Perempuan yang memiliki nama asli Ita Martadinata Haryono ini terbunuh pada 9 Oktober 1998. Sayangnya, hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku dan bertanggung jawab atas pemerkosaan kepada perempuan etnis Tionghoa. Salah satunya Ita Martadinata.
Baca Juga: Sekelompok Remaja Masuk ke Danau Setelah Keasikan Joget TikTok Sambil Nyetir, Netizen: Happy Ending
Sekedar informasi, pemerkosaan massal 1998 tidak hanya terjadi di Jakarta. Beberapa kota besar seperti Medan, Palembang, Surabaya, dan Semarang juga terjadi hal yang sama.
Banyak pihak yang mengatakan, kematian perempuan Etnis Tionghoa ini dengan cara dibunuh pada 9 Oktober 1998 merupakan kebijakan politik pemerintah saat itu.
Sekedar informasi kembali, pada kerusuhan Mei 1998 yang hampir lebih dari 150 perempuan etnis Tionghoa menjadi korban pemerkosaan dan pelecehan seksual. Hingga saat ini, kasus tersebut belum juga ditemukan siapa pelakunya.
Biografi dan Profil Ita Martadinata
Ita Martadinata yang saat berusia 18 tahun yang lahir 1980 ini dibunuh pada 9 Oktober 1998 atau seminggu sebelum memberikan kesaksian menjadi korban pemerkosaan massal etnis Tionghoa di Jakarta.
Perempuan yang memiliki nama asli Ita Martadinata Haryono yang beragama Buddha ini mengalami luka di bagian vagina dan leher.
Saat dibunuh, Ita baru saja pulang dari sekolah dan hingga saat ini belum diketahui siapa yang membunuh perempuan etnis Tionghoa tersebut.
Dijadikan Altar Doa Rasa Dharma
Untuk mengenang Ita Martadinata yang menjadi korban pemerkosaan massal 1998, Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong dijadikan altar doa rasa dharma.
Sekedar informasi, pemasangan sinci pada altar doa rasa dharma tersebut merupakan bentuk penghormatan bagi orang Tionghoa.
Informasi Tentang Ita Martadinata Banyak yang Belum Terungkap
Mantan direktur Kalyanamitra yang merupakan sebuah organisasi yang menangani kekerasan pada perempuan, Ita F Nadia mengungkapkan, tidak banyak informasi yang dapat digali mengenai sosok dari perempuan etnis Tionghoa yang menjadi korban pemerkosaan pada Mei 1998.
Baca Juga: Melly Goeslaw Komentari Remaja Hina Palestina, TikTok Harus Menyaring Audio dari Pengguna
Ita menceritakan biografi Ita Martadinata melalui seorang aktivis Buddhis bernama Wiwin Haryono yang anaknya mengalami korban kerusuhan.
Ita Martadinata merupaka siswi SMA Paskalis Jakarta yang saat diperkosa pada kelas 3 dengan usia 18 tahun.
Mati dalam Kondisi Mengenaskan
Seminggu sebelum memberikan kesaksian di PBB saat menjadi korban pemerkosaan massal etnis Tionghoa, Ita Martadinata ditemukan terbujur kaku bersimbah darah dengan luka yang menganga.
Padahal, beberapa hari sebelumnya, Ita Martadinata yang merupakan siswi kelas 3 SMA Paskalis Jakarta ini sudah membuat sebuah video 3 bahasa mengenai kesaksian yang akan dibagikan dalam sebuah sidang di PBB.