Meskipun umat Islam di Bali merupakan minoritas, rupanya terdapat tradisi Idul Fitri di Bali bernama Nyama Selam yang menghadirkan keindahan keberagaman.
Secara arti, tradisi lebaran Bali ini berarti makan-makan dan merupakan sebutan masyarakat Bali yang beragama Hindu kepada umat Islam di Bali.
Tradisi lebaran di Bali yang bernama Nyama Selam ini telah dilakukan secara turun temurun atau disebut dengan ngejot.
Dapat diartikan umat Islam di Bali menjelang Hari Raya Idul Fitri akan memberikan makanan kepada masyarakat lainnya tanpa peduli agama.
Baca Juga:
Begitu juga saat Nyepi dan Galungan, umat Hindu juga akan mengantarkan makanan kepada masyarakat sekitar.
Tradisi Nyama Selam ini masih dapat ditemukan di sebagian besar Bali sebagai tradisi lebaran 2021.
Proses Akulturasi
Nyama Selam yang merupakan tradisi lebaran di Bali merupakan proses akulturasi antara agama Islam dan Hindu yang menjadi mayoritas.
Baca Juga: Sosok dan Fakta Lengkap Ayu Maulida, Perwakilan Indonesia di Miss Universe 2020
Tradisi Idul Fitri di Bali yang menghadirkan keindahan beragama ini berasal dari orang Jawa, Bugis, dan Melayu yang datang ke Bali dengan keperluan politik atau berdagang.
Dari beberapa bukti tersebut, masyarakat Bali yang mayoritas beraga Hindu sangat memiliki kearifan sosial untuk menerima sebuah perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi beragama.