Jatinangor berada di kaki Gunung Manglayang. Sebagai bagian dari Gunung Sunda di jaman purba, disebut-sebut Manglayang memiliki potensi “terbangun” dari tidur panjangnya. Akankah Gunung Manglayang akan menjadi seperti Gunung Sinabung, Sumatera Utara? Lalu, bagaimana dengan Jatinangor bila kembali “terbangun”?
Baca lagi: Antisiasi Banjir Lahar Dingin Sinabung, Bupati dan Wakil Bupati Karo Tinjau Desa di Tiga Nderket
Tepat di sisi timur perbatasan antara Bandung dan Kabupaten Sumedang, kita akan melihat gunung yang cukup tinggi dan di kaki gunung tersebutlah letak Jatinangor berada. Gunung Manglayang tercatat memiliki ketinggian sekitar 1818 mdpl dan merupakan salah satu dari 4 Gunung. Dibandingkan tiga gunung lainnya (Burangrang, Tangkuban Parahu, dan Bukit Tunggul), Manglayang adalah gunung bagian dari Gunung sunda yang paling rendah puncaknya.
Berbentuk Stratovolcano, Manglayang disebut-sebut memiliki potensi untuk aktif kembali menjadi gunung api seperti “ibu gunungnya”. Manglayang masih bagian dari Gunung Sunda Purba yang meletus sekitar 210.000-128.000 tahun yang lalu. Setelah Gunung Sunda ini meletus, munculah bukit-bukit serta 4 gugusan gunung yang mengelilingi danau purba yang kini menjadi Kota Bandung di sebelah utara. (Wikipedia)
Dalam catatan sejarah gunung api, Manglayang belum pernah tercatat meletus. Manglayang disebut juga tidak masuk dalam gunung api tipe a, b, maupun c.
Dikutip dari Pikiran Rakyat, klasifikasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM RI. Gunung Api terbagi dalam tiga tipe, yaitu: tipe A merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan sejak tahun 1600, gunung api tipe B merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan sebelum tahun 1600, sedangkan gunung api tipe C merupakan gunung api yang tidak memiliki riwayat letusan, tetapi masih memperlihatkan jejak aktivitas vulkanik.
Peneliti Kebencanaan Universitas Padjadjaran Dr. Dicky Muslim, M.Sc. menjelaskan bahwa masyarakat Jatinangor dan sekitarnya tetap harus waspada. Meski Gunung Manglayang tidak memiliki Riwayat meletus, namun kemungkinan erupsi masih saja mungkin. Dicky mengatakan ada potensi Manglayang erupsi, jika tanda-tanda itu sudah terlihat maka masyarakat Jatinangor haus waspada.
“Apalagi kalau kita lihat dari arah Cileunyi, di puncak gunung Manglayang itu ada coakan kaldera yang menghadap ke selatan. Kalau dia tiba-tiba batuk-batuk seperti Sinabung, Jatinangor harus waspada," ungkap Dcky
Dicky mengungkap ada beberapa gejala yang dapat menunjukkan gunung api akan meletus. Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad ini menjelaskan, tanda alam yang bisa dirasakan salah satunya adalah terjadi gempa tremor. Gempa tremor terjadi akibat adanya pergerakan magma ke permukaan bumi.
Baca juga: Melihat Jatinangor Sekarang, Sawah dan Kebun Karet yang Disulap Menjadi “Ladang” Pendidikan
Selain itu, gejala yang bisa dirasakan lainnya adalah suara yang bergemuruh, hawa yang berubah menjadi panas, sejumlah mata air yang menjadi panas, adanya guguran kaldera di bagian atas, hingga tanda-tanda biologi seperti keluarnya sejumlah binatang dari hutan gunung. Jika ada tanda-tanda seperti ini, masyarakat diimbau untuk waspada dan segera mencari lokasi yang aman.
Pengetahuan seputar gunung api menjadi hal penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Cincin Api, tidak terkecuali masyarakat Jatinangor. Berkaca dari sejarah gunung api di Indonesia, seperti meletusnya Gunung Galunggung di Tasikmalaya yang mengejutkan pada saat itu dan “terbangunnya” Gunung Sinabung dari tidur panjangnya, masyarakat Jatinangor dan sekitarnya diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaannya akan potensi gunung.