Jatinangor sekarang bukanlah Jatinangor yang dulu. Jatinangor dulu adalah sawah dan pekebunan karet, sedangkan Jatinagor sekarang adalah kawasan pendidikan.
Jatinangor bukanlah daerah yang baru kemarin
dikembangkan. Jauh sebelum masa kemerdekaan, Jatinangor telah lama digarap
karena letaknya strategis , yaitu dilewati jalan utama Anyer-Panarukan yang
dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Daendels. Pada awalnya,
Jatinangor merupakan bagian dari Kecamatan Cikeruh.
Baca juga: Aktivasi Jalur Kereta Api Rancaekek-Tanjung Sari Menguntungkan Masyarakat Jatinangor
Di masa kolonial, kawasan ini menjadi daerah penghasil teh dan karet terbesar di Jawa Barat saat itu. Perkebunan Djati Nangor dimiliki oleh seorang lelaki berdarah Jerman Baron Willem Abraham Baud yang lahir di Batavia tahun1816. Anak dari Gubernur Jendral Hindia Belanda Timur Jean Chretien Baud ini memiliki perusahaan Cultuur Ondernemingen van Maatschappij Baud yang berdiri tahun 1841 yang mengelola 600 hektar tanah di Jatinangor, Ciumbuleuit, Cikasungka Bandung, Pamegatan Garut, Jasinga dan Buitenzorg. NV Maatschappij Tot Exploitate Der Ondernemingen Door MR WA Baron Baud adalah nama perusahaan perkebunan yang mengelola tanah di Jatinangor.
Mulanya, Jatinangor ditanami tanaman teh lalu kemudian tanaman tersebut beralih menjadi tanaman karet menjelang perang kemerdekaan. Di masa pendudukan Jepang, Jatinangor tidak terurus dan rel kereta api diangkut untuk kepentingan perang. Memasuki tahun 1950-an perkebunan karet ini diambil alih oleh Pemerintah Jawa Barat.
Tahun 1980, Pemerintah saat itu melihat pertumbuhan yang pesat dari jumlah dan perkembangan beberapa perguruan tinggi di Bandung. Untuk mengurai kepadatan dan sebagai solusi, ditetapkanlah Jatinangor kota pendidikan tinggi sesuai dengan konsep pengembangan wilayah pembangunan (PWP) Bandung Raya. Penetapan tersebut membuat beberapa perguruan tinggi secara bertahap pindah ke Jatinangor.
Baca juga: Mengenal Produk Unggulan Senapan Angin dari Cipacing Kabupaten Sumedang
Sesuai Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Barat Nomor : 583/SK-PIK/1989, maka terjadi relokasi beberapa
perguruan tinggi dari Bandung ke Jatinangor, yaitu Institut Manajemen Koperasi
Indonesia (IKOPIN) pada tahun 1982, Universitas Padjajaran (UNPAD) pada tahun
1987, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) pada tahun 1989, dan terakhir
Universitas Winayamukti (UNWIM) pada tahun 1991. Pada perkembangannya, kampus
Unwim menjadi Kampus Institut Bandung pada tahun 2010.
Jatinangor hari ini bertransformasi, dari kebun teh, persawahan, dan kebun karet menjadi “ladang” pendidikan yang kemudian karena pesatnya perkembangan dan besarnya potensi, Jatinangor dirancang sebagai kota metropolitan seputar Bandung Raya.