Sebuah rumah yang merupakan lokasi karantina pemudik berada di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen dicap angker. Bahkan, penghuni mengaku merasa dipegang makhluk halus.
Kepala Desa Sepat bernama Mulyono menceritakan, para penghuni rumah karantina sebanyak enam orang takut dan bermimpi aneh. Mereka pun tak betah tinggal dan meminta dijemput keluarganya dari rumah yang dimiliki Kepala Desa Sepat itu.
Baca Juga: Aksi Heroik Polisi Gendong Ibu Hamil yang Jatuh di Jalan Berlubang
"Rasanya takut. Bermimpi aneh-aneh setelah itu, mereka bercerita ke teman-temannya," kata Mulyono dikutip dari TribunSolo.com, Jumat (23/4/2021).
"Akhirnya mereka berpikir untuk menuruti apa yang jadi aturan pemerintah," ujarnya.
Mulyono menceritakan rumah seluas 400 meter persegi tersebut memang sudah puluhan tahun tidak dihuni. Terakhir, rumah milik Mulyono tersebut dipakai sebagai gudang tas. "Mau masuk rasanya merinding takut," katanya.
Baca Juga: Fakta-fakta Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 hingga Dinyatakan Tenggelam
Mulyono menuturkan beberapa orang pernah coba menginap di dalam rumah itu sekali. Namun, pengalaman kurang mengenakan didapatkan mereka.
"Dulu kita mau ke rumah itu mau buka gerbang rasanya takut, selama 10 tahun gak di rumah itu peteng dhedet (gelap sekali) tanpa dinyalakan lampu," tutur dia.
"Itu juga dulu kita pernah tidur di situ kita seperti dipegangi makhluk yang tidak kelihatan," tambahnya.
Baca Juga: Arti Subsunk dan On Enternal Patrol, Istilah yang Dipakai dalam Tahapan Pencarian KRI Nanggala-402
Meski ditengarai berhantu, rumah tersebut tetap dipakai sebagai lokasi karantina para pemudik. Itu supaya memberikan efek jera kepada mereka.
"Sementara siapkan 4 kamar dulu nanti memang harus tambah kita tambahkan lagi. Dibuat kamar semua sekitar 20-an orang," ujarnya.