Kementerian Kesehatan atau Kemenkes telah mengkonfirmasi adanya 1 kasus mutasi virus corona E484K di Indonesia. Meskipun masih dirahasiakan lokasinya.
Mutasi corona E484K awalnya dilaporkan dan membuat geger Jepang, khususnya di Tokyo yang menemukan sebanyak 70 persen kasus dengan pasien yang sama sekali tidak punya riwayat ke luar negeri.
Dengan hadirnya mutasi virus corona E484K, kini para ahli ragu dapat mempengaruhi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ditemukan dan dipasarkan ke seluruh negara di dunia.
Hal senada juga dikatakan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi yang menyebut, mutasi E484K juga diduga dapat mempengaruhi efikasi vaksin Covid-19.
Hingga kini, Nadia sapaan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes mengatakan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan soal mutasi virus corona E484K berasal.
Untuk Itu, Siti Nadia Tarmizi yang merupakan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona penyebab pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ahli Sebut Antibodi dari Vaksin Covid-19 Bertahan Hanya 6 Bulan, Masyarakat Diminta Waspada
Sekedar informasi, beberapa produsen vaksin Covid-19 seperti Novavax mengklaim vaksin Covid-19 buatannya dapat 89 persen terbukti efektif melawan mutasi virus corona hasil uji coba Fase 3 di Inggris.
Kemudian vaksin AstraZeneca yang terbukti sebanyak 22 persen ampuh mengurangi gejala Covid-19 akibat virus corona hasil uji coba di Afrika Selatan tempat mutasi virus corona B117 berasal.