Penggunaan GeNose yang merupakan alah satu alat pendekteksi Covid-19 di bandara, terbukti belum akurat.
Kritikan ini diungkapkan oleh epidemiolog dari Universitas Indonesia atau UI Pandu Riono, yang juga menyebut penggunaan GeNose berpotensi meningkatkan penambahan kasus Covid-19 yang sudah melandai di Indonesia.
Baca Juga: Cerita Tetangga Zakiah Aini Tentang Adanya Musafir Misterius yang Meresahkan Warga
Padahal, kata Pandu sapaan epidemiolog dari UI, sudah ada sebuah metode berupa tes rapid antigen dan tes rapid PCR yang lebih menunjukan keakuratannya dalam mendeteksi adanya virus corona yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada tubuh seseorang.
Penggunaan GeNose yang merupakan alat pendeteksi Covid-19 yang hanya melalui hembusan napas, kata epidemiolog UI ini, belum terbukti ilmiah dapat mendeteksi Covid-19 secara akurat.
Sekedar informasi, pemerintah memberlakukan tes GeNose untuk semua perjalanan melalui udara dan laut pada 1 April 2021.
Baca Juga: Valentino Rossi Optimistis Akan Raih Hasil Positif di MotoGP Doha 2021
Alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada itu, kata Pandu Riono hanya dapat mendeteksi sebuah senyawa yang merupakan hasil produksi infeksi Covid-19.
Sebelumnya, penggunaan GeNose ini sudah dilakukan di beberapa stasiun yang melayani perjalanan ke luar kota sebagai pendamping tes swab antigen dan tes swab pcr.