Penemuan atribut FPI di rumah terduga teroris di Condet disebut Abdullah Hehamahua sebagai operasi intelijen. Menurutnya hal tersebut bisa dibuktikan.
Baca juga: Respons Ali Imron Mantan Teroris Soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI Abdullah Hehamahua menduga bahwa ada operasi intelijen di balik penemuan atribut FPI di rumah salah satu terduga teroris di Condet Jakarta Timur.
Abdullah Hehamahua bahkan menerangkan bahwa operasi intelijen semacam ini merupakan gerakan senyap aparat yang telah dilakukan sejak zaman orde baru. Hal tersebut menurutnya dibahas tuntas dalam disertasi Dr Busyro Muqaddas.
Abdullah Hehamahua nampak meragukan hasil temuan pihak kepolisian terkait atribut FPI di rumah terduga teroris condet. Menurutnya ada hal yang tidak masuk akal dan terkesan telah disiapkan atau sebagai gerakan yang telah didesain sedemikian rupa.
Baca juga: Pengalaman Mistis Seorang Wanita Didatangi Pocong saat Masak Mi Instan di Malam Hari
Dirinya memberikan gambaran rangkaian kasus dan peristiwa yang seolah memiliki keterkaitan satu sama lain. Peristiwa bom terjadi di pagi hari, siang hari sejumlah terduga teroris diamankan, ada atribut FPI. Sementara pembunuhan pembunuhan 6 laskar FPI sudah 6 bulan belum juga terungkap siapa pelakunya.