Seorang pria bernama Agus yang pernah tinggal di daerah Kedukan, yang lokasinya persis di pinggir sungai memiliki kisah mistis. Dirinya mengaku pernah selamat dari cengkeraman hantu banyu.
Ceritanya, pada suatu malam ia sedang buang hajat di pinggir garang (halaman depan rumah yang terbuat dari kayu). Saat air sungai sedang pasang, biasanya orang-orang akan buang air tidak di toilet namun di tempat itu.
Baca Juga: Kisah Misteri Sukarelawan saat Cari Luweng di Wonogiri, Pernah Alami Kejadian Aneh ini
“Saat kita mau cuci, kita kan turun ke tangga, airnya kan baru pasang setengah jadi tangga belum tenggelam sepenuhnya. Pas turun, tangga tiba-tiba licin, kita terpeleset tapi untungnya masih bisa pegangan,” kata Agus, dikutip dari channel YouTube Mang Dayat.
Agus dan temannya memegang anak tangga dengan kuat. Ia mengaku saat itu rasanya seperti ada yang menarik dan badannya tiba-tiba terasa licin. Agus pun berteriak berharap ada warga yang menolongnya.
“Saat terasa ditarik-tarik, saya teriak 'tolong ada hantu banyu narik'. Teman teman yang di atas membantu menarik tangan saya. Akhirnya bisa naik ke atas,” kata dia.
Legenda hantu banyu memang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat Palembang, Sumatra Selatan. Cerita itu terus lestari dari generasi ke generasi.
Menurut keterangan masyarakat setempat, hantu banyu yang mendiami Sungai Musi merupakan perpaduan antara manusia dan siamang dengan rambut panjang dan berlendir.
Ibu-ibu yang tinggal di daerah situ juga sering berpesan kepada anak-anaknya agar hati-hati jika main di sungai apalagi jika sedang pasang.
Baca Juga: Cerita Misteri Rumah Gadang di Bendang, Masakan Tidak Akan Masak Akibat Hal ini
“Hantu banyu itu umumnya berambut panjang, hitam. Kalau kata orangtua dulu, kalau rambutnya panjang berarti perempuan,” terang Agus.
Hantu banyu konon sering membuat jebakan di tangga-tangga rumah pesisir sungai dengan melumurkan lendir di tubuhnya. Kemudian ia akan sabar menunggu calon korbannya terpeleset dan jatuh ke dalam sungai.
Umumnya, hantu banyu akan mengincar korbannya pada petang menjelang maghrib hingga malam hari.
Baca Juga: Cerita Misteri Tanah Gantarawang, Konon Pusat Terangker di Banten
Korban yang tertangkap dalam tempo 1-2 hari akan ditemukan mengambang dengan posisi duduk dan kepala yang berlubang.
“Pas ditarik itu rasanya kayak dililit gitu, bukan ditarik tangan. Kalau kata orang-orang, itu dari rambutnya. Karena kita lebih kuat, lilitan tadi melorot," pungkas Agus.