Di Bendang, Nagari Pasir Talang, Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan (Solsel) terdapat sebuah rumah gadang memiliki cerita misteri.
Rumah adat Minangkabau itu sering terjadi kejadian mistis ketika adanya kematian salah satu anggota keluarga.
Baca Juga: Cerita Misteri Tanah Gantarawang, Konon Pusat Terangker di Banten
Sampai saat ini, jika ada kegiatan pernikahan atau kematian anggota keluarga selalu memberikan sajian yang ditaruh di atas bejana untuk diletakkan di anjungan rumah gadang.
Sajian biasanya berupa makanan yang hendak dimasak, dengan menyisihkan sedikit dan diletakkan di atas bejana dalam anjungan rumah gadang.
"Kalau tidak diberikan maka apa saja yang dimasak tidak akan matang. Misalnya, memasak rendang jika tidak diberi sajian maka rendang tadi tak kunjung masak," terang anggota keluarga, Sumarni yang menghuni rumah gadang itu menceritakan.
Rumah gadang ini konon didirikan oleh Inyiak Majo Lelo atau Inyiak Bancah dari kaum Kampai Bendang. Pendirian rumah sendiri konon dikerjakan pada siang hari di saat semua kayu dan peralatan telah terkumpul di lokasi yang telah ditentukan.
Namun, hingga petang rumah gadang belum juga kunjung selesai dan Inyiak Majo Lelo beserta anggota sanak-keluarga memutuskan untuk melanjutkan esok harinya.
Baca Juga: Cerita Misteri Bute di Kalimantan, Sosok Gaib Mirib Sapi Bermata Besar
"Seluruh anggota keluarga sontak terkejut saat mentari mulai terbit keesokan harinya. Pasalnya, rumah gadang telah berdiri dan selesai saja pembuatannya. Ini diduga kesaktian inyiak," ucapnya.
Ia melanjutkan, akhirnya setelah rumah selesai lima orang pemuka adat saat itu termasuk Inyiak Majo Lelo memutuskan untuk menghadap ke kerajaan Pagaruyung guna memilih salah satu dari mereka (lima orang pemuka adat) untuk ditunjuk sebagai raja di Sungai Pagu.
Lima pemuka adat yakni, Rajo Bagindo (Kampai 24), Rajo Malenggang (Sikumbang), Rajo Batuah (Panai), Rajo Disambah (Melayu) dan Inyiak Majo Lelo (Kampai 12) berangkat menuju Pagaruyung tapi di tengah perjalanan Inyak Majo Lelo ditinggal oleh empat pemuka adat lainnya. "Beliau kesal dan merasa dikhianati oleh empat orang pemuka adat lain dikarenakan tidak dibawa," tambah Sumarni.
Padahal katanya, Inyiak Majo Lelo merupakan orang yang pandai bercakap, pemberani lagi sakti. "Tapi dikarenakan adanya rasa ketakutan dari mereka selain Inyiak maka inyiak ditipu," katanya.
Dikarenakan Inyiak murka dan menghindari hal yang buruk terjadi, imbuhnya sehingga Inyiak Majo Lelo berangkat dari Rumah Gadang yang telah selesai dalam semalam itu menuju Pesisir Selatan dengan menunggang kuda miliknya.
Baca Juga: Cerita Misteri Lelepah di Tanah Jawa, Makhluk Gaib Sebesar Raksasa Hobi Makan Darah dan Daging
"Inyiak berkata, jika tidak bisa jadi raja manusia, raja iblis saya sanggup. Lalu dengan menunggang kuda ia berangkat. Disebabkan terlalu kesal, tapak kaki kuda yang ditunggangi meninggalkan jejak di depan pintu rumah gadang hingga saat ini jejak itu masih ada," ucapnya.
Sesampainya di kaki bukit Bancah, Kuda Inyiak tenggelam dan tidak pernah lagi diketahui rimbanya sampai saat ini.