Jembatan Cirahong yang terletak di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, tepatnya di Manonjaya, Tasikmalaya, memiliki cerita misteri.
Menurut sejarah, jembatan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda di era Kanjeng Prebu (1839 - 1886).
Jembatan Cirahong merupakan salah satu tempat favorit dikunjungi saat bulan puasa, karena pemadangannya yang sangat asri. Sungai Citanduy yang meliuk-liuk dan pepohonan yang hijau sangat memanjakan pandangan mata untuk sekedar rehat sejenak.
Baca Juga: Cerita Mistis Salah Satu Hotel di Malang, Konon Dihuni Noni dan Sering Terdengar Tangisan Bayi
Di balik sensasi yang menakjubkan, di jembatan Cirahong pun memiliki sebuah mitos yang berkembang dari mulut ke mulut. Konon katanya di jembatan Cirahong ada penunggu berjuluk Eyang Rahong.
Cerita lainnya konon katanya saat pembangunannya, ada sebuah persembahan atau tumbal sepasang pengantin.
Ada lagi cerita mitos lainnya, yakni suara gamelan atau degung di malam hari sebagi pertanda esoknya ada kejadian luar biasa.
Kang Behring warga Kp. Sukakarya Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, mengaku pernah berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata di Cirahong.
"Kalau cerita dari mulut ke mulut mah, di jembatan Cirahong katanya ada Eyang Rahong. Tapi saat saya berkomunikasi dengan anu ngageugeuh di sini, Eyang enggan menamai dirinya dengan julukan apapun. Tapi beliau baik kok, nampaknya beliau itu jin muslim di sini,"ucapnya mengawali perbincangan.
Baca Juga: Cerita Misteri Gedung Kosong di Ngagel, Konon Sudah jadi Kerajaan Jin
Ada pun Eyang Rahong yang berkembang dari mulut ke mulut, mungkin kata dia penunggu yang berada di lembah sungai Citanduy beberapa ratus meter dari lokasi jembatan.
Karena diakuinya, selain jin yang pernah berkomunikasi dengannya, ada pula makhluk astral yang prilakunya berbeda dengan yang pernah berkomunikasi dengannya.
"Ya, saya meyakini di kawasan Cirahong dihuni oleh dua kaum jin, kafir dan muslim. Jin kafir sering disembah untuk sesuatu misalnya saat ramai porkas, SDSB atau nomer dulu, kalau jin muslim selalu berbuat baik dengan mengingatkan agar tidak berbuat syirik dan dosa di lokasi jembatan," ucapnya.
Kisah lainnya di Cirahong yang Kang Behring alami lainnya adalah, suara gamelan atau degung. Ya, Kang Behring kerap mendengar suara gamelan pada malam hari. Suara itu terdengar sayup-sayup namun sangat merdu.
Ia tak hafal kisah awal suara gamelan itu, apakah pernah kejadian saat zaman kerajaan ada rombongan gamelan yang dibunuh Belanda dan mayatnya dibuang di jembatan Cirahong, atau rombongan pemain gamelan alami kecelakaan di lokasi itu hingga arawahnya gentayangan.
Namun yang jelas setiap terdengar suara gamelan di malam hari, esoknya ada kejadian orang yang bunuh diri baik terjun dari jembatan ke sungai Citanduy atau orang yang sengaja menabrakan diri ke kereta api.
"Saya tak akan menyebutkan pasti atau itu hanya kebetulan saja. Karena yang saya alami, sebelum ada yang bunuh diri, malamnya suka terdengar suara gamelan atau degung. Sekali lagi, apakah itu pasti atau kebetulan saja, ya itu yang saya alami,"ujar Kang Behring.
Ada lagi cerita mitos terkait pasangan pengantin yang menjadi tumbal pembangunan jembatan Cirahong. Cerita itu ia dapatkan dari masinis yang sudah pensiun dan saat ini usianya sangat udzur.
Baca Juga: Kisah Misteri Lapangan Kampung Sewu, Konon Pernah Diteror Hantu Banaspati
"Ceritanya begini, saat pembangunan jembatan, Belanda mengumpulkan perhiasan emas selanjutnya dibuang ke dasar tiang pancang yang siap dicor. Sebelum pengecoran, Belanda memberi tahu warga sekitar akan emas-emas tersebut, sontak saja warga berebutan masuk ke dasar tiang pancang untuk mengambil emas tadi," kata Kang Behring mengisahkan.
Padahal dari atas, Belanda siap-siap menurunkan adukan coran. Saat warga berebutan ambil emas, termasuk pasangan pengantin tadi, dan tiba-tiba brusut coran menimbun mereka.
Ada yang selamat, ada pula yang naas terkubur coran termasuk pengantin baru itu hingga mengeras bers…