Salah satu anggota Tim Gerak Cepat (TGC) bernama Wanda Fauzi (35) yang bertugas mengevakuasi jenazah korban Covid-19 di seantero Bekasi memiliki kisah mistis.
Dirinya mengaku pernah diusik saat tengah beristirahat di sebuah ruangan di Gate 13 Stadion Chandrabhaga, stadion yang kini beralih fungsi menjadi rumah sakit darurat Covid-19 sekaligus "markas" TGC.
Baca Juga: Kisah Mistis Penjaga Ruang Jenazah RSSA, Pernah Lihat Jasad Maling Berubah Penuh Bulu
Peristiwa itu terjadi pada awal Juli 2020. Wanda menuturkan, ia terbangun karena mendengar suara barang jatuh. Saat membuka mata, ia melihat kotak besar berisi alat pelindung diri (APD) tergeletak tak jauh dari tempat dia terlelap.
Wanda kaget karena tak ada siapa-siapa di ruangan itu selain dia dan seekor kucing. Perasaannya langsung tak nyaman.
"Kalau ada kesenggol kucing itu enggak mungkin jatuh karena berat. Jarak antara kardus (semula) dan letak jatuhnya juga jauh banget," ujar Wanda.
Horor tak berhenti di situ. Sekitar 30 menit sebelum jam kerja Wanda habis, perintah dari Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Rina Oktavia tiba. Bersama Wandi, Wanda ditugasi mengevakuasi jenazah di sebuah perumahan kawasan Kayuringin, Bekasi.
Usai menyiapkan kantong mayat, keduanya berangkat ke Kayuringin. Di rumah yang dituju, mereka mendapati jasad seorang pria yang tergantung di salah satu ruangan. Baunya membusuk pertanda jasadnya sudah lama tergantung.
"Udah item (jenazahnya). Fisiknya udah acak-acakan," ungkap Wanda.
Meski Wanda yang terlebih dahulu dikerjai hari itu, evakuasi jenazah sang pria gantung diri itu lebih mengagetkan rekan kerjanya bernama Wandi. Ia menuturkan wajah si pria yang mati itu sudah muncul dalam mimpinya sehari sebelum evakuasi. Usai evakuasi, Wandi juga merasa dikuntit sosok nahas itu.
"Kayak berasa masih diikutin aja. Itu bener-bener saya mandi itu kayak ngerasa ada dia. Pengin tidur, kayak ada dia. Sampai rumah pas abis evakuasi, sempet juga ngalamin tempat air tiba-tiba jatoh sendiri," tutur dia.
Baca Juga: Kisah Mistis Driver Ojol Sukabumi, Dilaporkan Hilang Setelah Diorder Penumpang Misterius
Peristiwa mistis lainnya dialami Wanda saat bertugas bareng Diki pada November, tahun lalu. Ketika itu, mereka ditugasi mengevakuasi jenazah di kawasan Pejuang Jaya, Bekasi.
Tiba di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB, Wanda mendapati rumah terkunci rapat. Setelah menunggu beberapa lama, Wanda dan Diki kemudian memutuskan untuk mendobrak pintu rumah. Begitu pintu terbuka, bau menyengat langsung tercium.
Mereka kemudian menelusuri setiap ruangan di rumah itu. Di kamar mandi, keduanya menemukan seorang pria terbujur kaku dengan posisi tengkurap. Tubuhnya sudah penuh dengan belatung. Ada bekas darah tercecer berbagai sudut kamar mandi.
Jenazah itu kemudian mereka evakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah. Sekira tengah malam, rekan Wanda dari puskesmas setempat yang ikut dalam proses evakuasi iseng mengambil foto.
"Dia foto tuh, saya lagi duduk. (Di foto) itu, (ada makhluk gaib) kepalanya botak, ya kayak semacam algojo aja. Itu sih kayaknya penunggu sana," cerita Wanda.
Pengalaman menyeramkan juga dialami Diki pada Juli 2020. Ketika itu, Diki bersama rekannya sedang dalam perjalanan mengantarkan jenazah ke TPU Pendurenan. Diki saat itu bertugas sebagai sopir ambulans.
Di tengah jalan, Diki tiba-tiba mendengar suara ketukan di ruang peti jenazah di ambulans tersebut. "Dor! Dor! Dor!" ujar Diki menirukan bunyi orang mengetuk papan kayu.
Awalnya, Diki dan rekannya tak menggubris. Suara ketukan itu masih tertimpa bunyi sirine. Namun, lama-kelamaan suara gedoran itu makin kencang. Diki bahkan merasa mendengar suara embusan nafas di belakang tengkuknya.
Ambulans menepi, volume sirine lantas diperkecil. Suara gedoran malah kian lantang. "Itu peti gedor-gedor. Itu kita mikir, 'Ini jenazah hidup lagi apa bagaimana?' Saya ngomong sama temen, 'Gimana nih? Cek enggak? Bongkar enggak?'" tutur Diki.
Setelah menunggu beberapa saat, suara gaib itu hilang. Diki dan rekannya memutuskan melanjutkan perjalanan. Setibanya di TPU Pendurenan, Diki menuturkan hujan deras mendadak turun.
Menurut Diki, ketika itu ia merasa seperti tengah berada di dalam sinetron misteri bertema azab yang kerap tayang di televisi. "Sekarang terang, tapi pas sampai TPU hujan. Hujannya angin," kata dia.
Teror mistis dalam berbagai bentuk itu, kata Diki, dialami mayoritas personel TGC. Ada yang melihat keranda mayat bergoyang sendiri, sirine ambulans tiba-tiba berbunyi saat mesin masih mati, atau keluarga yang melaporkan mencium bau busuk di rumah mereka.
Menurut Diki, peristiwa-peristiwa janggal itu biasanya jadi pertanda personel TGC bakal kebanjiran order keesokan harinya. "Kalau ada sirine dan apa-apa di mobil ambulans, berarti besok banyak (evakuasi)," kata Diki.
Tak semua personel TGC tahan dengan rentetan teror mistis itu. Diki mengungkapkan, satu per satu anggota TGC "pamit" karena tak kuat mental. Pada mula terbentuk, ada 26 anggota TGC. Namun, kini hanya tersisa belasan personel.
"Dari situ (berbagai kegiatan evakuasi jenazah), ada (banyak personel) yang trauma. Jadi, enggak bisa makan, enggak bisa tidur. Akhirnya, dia nge-drop," tutur Diki.
Baca Juga: Cerita Mistis Tunggul Ulin di Sungai Banyiur, Konon Dihuni Sosok Misterius ini
Diki mengatakan, ia dan rekan-rekannya yang masih bertahan di TGC bukannya tak mengenal rasa takut. Namun, mereka memutuskan untuk menyikapi beragam peristiwa menyeramkan saat bertugas itu secara positif.
"Kalau yang datang ke rumah atau mimpi (itu biasanya) mau bilang makasih udah dievakuasi. Jadi, kita biasanya bilang, 'Kalau lagi evakuasi, udah enggak usah bilang makasih, kita udah ikhlas. Tenang aja di kuburan.' Karena kalau enggak digituin, balik lagi," kata Diki.