Di kawasan Jalan Ampera di Kampung Banyiur Luar RT14, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat, tepatnya di tepian Sungai Banyiur terdapat sebuah pendopo penuh kain kuning menggantung memiliki cerita mistis.
Pondopo yang penuh kain kuning menggantung itu bernama tunggul kuning. Konon katannya ditunggul tersebut dihuni seorang pangeran yang masih keturunan dengan kerajaan Candi di Amuntai.
Baca Juga: Kisah Mistis Seorang Pria di RSK Tayu, Dengar Suara Orang Mandi Tapi Tak Ada Wujudnya
Abdul Hamid (69) yang merupakan juru kunci tempat yang dianggap keramat tersebut menceritakan, di tepian sungai Banyiur dulunya berdiri sebuah tiang dari kayu Ulin dimana letaknya berada di tepi sungai dan kebanyakan saat itu tunggul kayu ulin untuk mengikat tali kelotok perahu mesin milik warga sekitar.
Entah kenapa salah seorang warga sekitar membangun pendopo untuk kayu ulin dan meletakan kain kuning di bagian tengahnnya.
“Alasannya kala itu si warga tersebut hajatnya terkabul dan membangunkan sebuah pendopo agar bisa disinggahi,” katanya.
Tak hanya itu Hamid juga mengisahkan cerita yang berbau mistis dimana tunggul tersebut dihuni seorang pangeran yang berasal dari kerajaan Amuntai.
“Jika keduluran (Bahasa Banjar) yang artinnya kebetulan sosok pangeran tersebut akan menampakkan diri kepada orang yang datang maupun kepada warga sekitar,” ucapnya.
Bahkan cerita Hamid yang tak kalah menariknya, dulu ada seorang perempuan muda yang bernama Idah dan tinggal di sekitar tunggul dan sering mengalami kesurupan.
Baca Juga: Cerita Misteri Nyai Ronggeng Penunggu Jembatan Ciharendong Kuningan
Parahnnya wanita muda tersebut menderita selama dua tahun lamannya. Dan setelah diobati oleh orang pintar, ternyata saat perempuan tersebut mengalami kesurupan dirinya ingin diajak menjadi istri pangeran dan menetap di alam gaib.
“Jika kamu menjadi istri saya akan hadiahkan sekotak permata dan tinggal di alam saya,” ucap Hamid yang menceritakan pengalaman perempuan itu.
Pengakuan Hamid, orang yang memasang kain ke tunggul kebanyakan adalah orang luar kota. Ada yang dari Martapura, Kabupaten Banjar, kawasan hulu sungai antara lain Tanjung, Amuntai dan Rantau bahkan dari luar provinsi macam Sampit, Kalteng. Juga pernah dari Surabaya.
“Tiap harinnya ada saja yang datang ke sini, dan bukan dari warga sekitar,” ujar Kakek Umbil, sapaan Hamid.
Baca Juga: Cerita Misteri di Giribangun Karanganyar, Konon Ada Pocong Unik
Sekarang kondisi Tunggul Kuning dari kayu ulin sudah tak terlihat lagi sebab ratusan balut kain kuning yang menghiasi dan melilit seluruh tunggul.
Mitos yang berkembang dari cerita warga sekitar dikisahkan Juwita salah seorang warga yang tak jauh bermukim dari lokasi.
Tunggul Kuning sebagai tempat tinggal makluk halus menyerupai satu ekor buaya putih dan ular berkulit kuning.
“Kata orang tua saya, ada seorang warga yang ditemui oleh makhlus halus itu lewat mimpi. Mereka minta untuk memasang kain kuning di tunggul itu,” pungkasnya.
Meskipun berbagai kisah akan tetapi warga sekitar tak merasa terganggu olehnya.