Kisah pemindahan 1000 kuburan di salah satu kota di Myanmar menyisakan cerita mistis. Pasalnya, petugas pemindahan kuburan itu mengaku didatangi tiga hantu lewat mimpi.
Kisah ini ditulis oleh Will Buckingham. Pada 2010, Will datang ke Nay Pyi Taw untuk berbicara dengan Kapten Aung Khant dari militer Myanmar tentang relokasi permakaman di wilayah Tatkon, salah satu daerah di Naypyitaw.
Baca Juga: Cerita Misteri Sosok Makhluk Slender Man
Rupanya, relokasi itu tak hanya memindahkan kuburan dan jasad. Sebuah kepercayaan spiritual Burma kuno meyakini bahwa relokasi kuburan harus juga disertai dengan relokasi arwah.
Tidak seperti kota lain di Myanmar, Naypyitaw yang bermakna tempat tinggal para raja sangat luas dan jarang berpenduduk. Lalu lintasnya sepi dan hanya sedikit kendaraan yang dapat dilihat. Kota ini pada 2006 menjadi ibu kota baru Myanmar dari sebelumnya Yangon.
Meski begitu pemindahannya belum total sehingga pada 2010, Kapten Aung memiliki misi merelokasi sebuah permakaman untuk mendirikan biara dan gedung pengadilan distrik.
Alasan pemindahan ibu kota dari Yangon ke Naypyitaw juga sebenarnya kurang jelas, bercampur antara kepentingan politik karena Yangon dekat dengan laut dan berisiko diinvasi, juga karena sebuah ramalan.
Seorang peramal memperingatkan mantan Perdana Menteri Burma Than Shwe bahwa jika dia tidak memindahkan ibu kota, dia dan rezimnya akan jatuh. Tidak seperti Yangon yang masih dihantui oleh hantu-hantu masa kolonial, Naypyitaw diharapkan harus bersih dari hantu!
Di Myanmar, relokasi kuburan bisa menjadi kontroversi, dan kerabat orang mati tidak selalu senang dengan pemindahan orang yang mereka cintai. Namun relokasi itu terjadi pada 2010, setahun sebelum berakhirnya junta militer yang hampir setengah abad merajai negara itu. Jadi, warga Tatkon tidak bisa berbuat banyak.
Seorang pakar di bidang agama Burma, Benedicte Brac de La Perriere mengatakan bahwa pada Perang Dunia II, permakaman di Tatkon berisi para tentara Jepang yang mati.
Baca Juga: Kisah Misteri Orang Minyak, Sosok Gaib Pengincar Anak Gadis di Negeri Jiran
Dalam keyakinan orang Burma, mereka yang mati karena menderita akibat kekerasan dan perang akan menyisakan spirit yang tidak bisa dilepaskan begitu saja oleh prosesi pemakaman.
“Setelah kuburan dipindahkan,” kata Kapten Aung saat itu, “pemerintah menyewa truk untuk memindahkan hantu. Mereka mempekerjakan seorang natsaya (guru roh) untuk mengawasi dan mengarahkan hantu ke truk. Ada 12 truk yang melakukan perjalanan 3 kali dalam 1 hari."
Adapun pemindahan itu akan berlangsung selama 3 hari. Relokasi itu tidak main-main, tercatat ada 108 perjalanan, angka yang menurut numerologi Buddha menguntungkan, bersesuaian dengan 108 simbol suci.
“Ada lebih dari 1.000 kuburan yang harus dipindahkan,” kata kapten itu. Jadi, ada 10 hantu atau lebih pada setiap truknya.
Brac de la Perriere memberi tahu bahwa cerita ini biasa terjadi. Saat melakukan penelitiannya pada tahun 1990-an, dia mendengar cerita serupa tentang pemindahan kuburan di Yangon di mana hantu menyebabkan "masalah dengan mesin".
Truk menjadi berhenti atau bahkan bergerak sendiri, dan pengemudi truk ketakutan karena arwah mereka yang mati merespons aksi pemindahan jasad mereka.
Kembali pada misi relokasi Kapten Aung, selama 3 hari relokasi selesai namun rupanya masalah belum selesai. Satu malam usai relokasi, asisten kapten Aung bermimpi ditemui 3 hantu yang mengatakan bahwa mereka ketinggalan truk. Keesokan harinya, sang kapten kembali ke permakaman dan menemukan tiga kuburan lagi di antara semak-semak.
Baca Juga: Kisah Misteri Jiangshi, Hantu Cina yang Legendaris
Satu hantu yang sangat mengganggu menolak untuk bergerak dan hanya ingin tinggal di mobil sang asisten kapten sehingga menyebabkan beberapa masalah kecil; buldoser yang mengerjakan proyek konstruksi mogok, kucing yang tinggal di kompleks perumahan Komite Pengembangan Naypyitaw mati mendadak.
Tak hanya itu, asisten kapten mendapati tangan hantu mendorongnya jatuh dari tempat tidur pada malam hari. Semua keadaan mulai kondusif ketika kapten memanggil seorang biksu untuk melafalkan kitab suci Buddha. Roh yang merepotkan banyak orang itu pun akhirnya tenang.