Mausoleum OG Khouw yang berada di tengah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Petamburan, Jakarta Pusat, merupakan sebuah bangunan peninggalan sejarah yang memiliki kisah dan cerita misteri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mausoleum adalah bangunan makam yang luas dan megah atau juga monumen makam. Mausoleum ini merupakan tempat pemakaman salah satu pengusaha kaya raya Indonesia keturunan Tionghoa, OG Khouw.
Baca Juga: Cerita Misteri Hantu Kabanasa dari Manado, Kencingnya dapat Membuat Orang jadi Gatal-gatal
Disebut-sebut, mausoleum ini dibangun sebagai tanda cinta seorang istri kepada suaminya yang meninggal dunia saat bertugas menjadi delegasi Indonesia.
Oen Giok Khouw adalah pengusaha kaya asal Indonesia keturunan Tionghoa, yang merupakan pengusaha tebu terbesar pada zaman Belanda. Khouw lahir di Batavia atau sekarang disebut Jakarta pada 13 Maret 1874. Dia juga merupakan salah satu keturunan Indonesia Tionghoa yang beruntung dapat merasakan edukasi pada zaman kolonial Belanda.
Dilansir dari berbagai sumber, Khouw dan istrinya, Lim Sha Nio, sepanjang hidupnya lebih banyak menghabiskan waktu tinggal di Benua Eropa, antara Swiss dan Prancis Selatan.
Baca Juga: Cerita Misteri Situ Bojongmengger Ciamis, Konon Dihuni Sosok Siluman Ikan Gabus
Pada 1908, Khouw, Mas Asmioen, dan Oey Tiang Hok mengejutkan masyarakat kolonial Belanda karena menjadi warga negara Belanda dengan sistem naturalisasi. Mereka pun menjadi sosok gebrakan pada ras kasta dari Indonesia Kolonial.
Khouw wafat pada 1927 di usia 53 di Kota Spa, Bad Ragaz, Swiss. Setelah kematiannya, jasad Khouw dikremasi di Swiss dan abunya dikirim dari Eropa menuju Indonesia. Istrinya, Lim, merasa sangat terpukul atas kepergian belahan jiwanya.
Konon katanya, pada saat itu biaya pemakaman Khouw merupakan yang paling mahal dan paling mewah. Bahkan beberapa sumber mengatakan, pemakaman Khouw lebih mahal dari pemakaman pengusaha asal Amerika Serikat, William Rockefeller, di Sleepy Hollow, New York.
Sebagai tanda cinta kepada sang suami, Lim membangun mausoleum sebagai tempat peristirahatan terakhir Khouw.
Mausoleum yang sudah ada sejak 1927 ini dibangun seperti pelataran bulat dengan tiang setinggi 9 meter. Bangunannya dilapisi marmer hitam impor dari Italia, dan pagarnya yang berwarna keemasan dibuat dari tembaga tebal untuk memproteksi area permakaman tersebut.
Tiga puluh tahun kemudian, Lim meninggal dunia menyusul belahan jiwanya. Dia disemayamkan di sebelah Khouw.
Di mausoleum ini terdapat ruangan kosong di bawah tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah. Ruangan tersebut berbentuk melingkar dengan disinari oleh lampu neon.
Terdapat relik ukiran muka gaya khas victorian menghiasi dinding depan. Sekarang, tempat ini dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Khouw dan Lim tidak memiliki keturunan, sehingga pada makam tidak dituliskan nama garis keturunan.
Dilansir dari IDN Times, Nana selaku juru kunci sekaligus penjaga TPU Petamburan menjelaskan, terdapat sesosok naga yang menjaga mausoleum tersebut.
Dulu, ujar dia, banyak orang berniat jahat ingin mencuri barang-barang maupun material yang terdapat di mausoleum itu. Pada saat itulah, naga tersebut sering muncul untuk mengusir orang-orang yang berniat buruk itu.
Baca Juga: Kisah Misteri Nyi Pelet Penguasa Gunung Ciremai, Siluman Sakti dalam Percintaan
Tidak hanya itu, Nana juga menjelaskan, sering terjadi penampakan sosok wanita yang dipercayai kuntilanak di sekitar makam. Sosok lainnya yakni makhluk besar setinggi bangunan juga kerap nampak setiap malam Jumat kliwon.
"Dulu noh banyak orang yang mau nyuri di sini, terus dari bawah sini suka keluar naga biar orang takut gitu pergi. Terus kalau malam Jumat kliwon, sering ada di pojokan sono cewek item, katanya sih kuntilanak item. Tapi ya tergantung niat kita kemari. Kalau gak ganggu, dia gak bakal ganggu juga," ucap Nana.