Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan, mesin pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih hidup dan sempat kirim data sampai 250 kaki. Berikut fakta terbaru lainnya soal pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Pernyataan itu dikatakan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, yang juga menyebut pihaknya telah melakukan analisis sementara terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Data tersebut, kata Ketua KNKT, didapatkan dari mengumpulkan data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia). Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.
Baca Juga: Sosok Okky Bisma, Pramugara Sriwijaya Air SJ-182 yang Berhasil Teridentifikasi
Ketika mengalami stall atau malfungsi penerbangan, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mulai turun. Data terakhir pesawat yang bisa tercatat berhenti pada ketinggian 250 kaki atau sekitar 76 meter.
Data dari lapangan
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, hasil temuan data lapangan bersama KRI Rigel menyebutkan, pesawat yang terbang pertama kali pada Mei 1994 itu sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 - 400 meter.
Temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin, yaitu turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," ungkap dia.
Hingga hari ini, proses investigasi KNKT masih berlangsung dan masih melakukan beberapa kegiatan antara lain, melanjutkan pencarian balck box, pengumpulan data pesawat, dan awak pesawat, melakukan beberapa interview dengan pihak terkait dan kegiatan lainnya.
Sebagai informasi, jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ182 rute Jakarta-Pontianak dimulai dengan hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB. Kemudian, terkonfirmasi bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca Juga: Fakta Terbaru Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Data Flightradar menunjukkan dugaan pesawat mengalami stall sebelum menukik tajam. Stall adalah salah satu malfungsi penerbangan. Stall rawan terjadi di awal keberangkatan: dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver yang biasanya berputar.