Universitas Padjajaran (Unpad) menciptakan alat tes CePAD untuk mendeteksi Covid-19. Hal itu menyusul Universitas Gadjah Mada yang lebih dulu menciptakan alat tes yaitu GeNose.
GeNose dengan CePAD menjadi screening awal. Rapid test antigen berupa tes kit ini digunakan untuk mengetahui seseorang yang terinfeksi sehingga bisa memutus rantai penularan Covid-19.
Untuk diketahui bahwa Rapid test antigen CePAD ini merupakan salah satu produk anak bangsa yang bisa bersaing dengan rapid test antigen impor.
Baca Juga: Fakta-fakta Pemerintah Larang WNA dari Semua Negara Masuk ke Indonesia
Menanggapi hal itu, Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, rapid test antigen CePAD dilakukan dengan cara swab massal untuk mendeteksi cepat keberadaan virus Covid-19.
Dengan hadirnya CePAD, lanjut Bambang, bisa mengurangi impor rapid test antigen. Bahkan hal itu sebentar lagi bisa dikembangkandengan bahan baku asli Indonesia dan meningkatkan lokal konten dari tes antigen ini.
"Harganya lebih murah dibanding PCR test yang merupakan gold standar. Hasilnya relatif cepat 15 menit dengan tingkat akurasi yang tinggi," kata Bambang.
Keunggulan CePAD ini juga dilengkapi dengan sistem trace yaitu barcode yang dihubungkan nomor induk kependudukan sehingga mempercepat aksi penanganan orang terdeteksi positif untuk keperluan tracing dan tracking.
Artinya rapid test antigen CePAD ini berbeda dengan rapid test antibodi yang menggunakan darah sebagai sampel untuk mendeteksi reaktif atau tidak reaktif
Baca Juga: Fakta Baru Pelecehan Lagu Indonesia Raya, Pelanggaran Serius yang Direncanakan
CePAD memiliki tingkat sensitivitas 85%, spesifitas 83-84% dan akurasi 84%. Intinya sudah WHO standar. Kisaran harga tes CePAD Rp 120.000 per tes. Relatif terjangkau terutama tempat kegiatan dengan mobilitas tinggi.
Soal izin, CePAD sudah mengantongi izin edar pada November 2020 dan mendapat produsen PT Pakar Biomedika dan sudah diproduksi mencapai 500.000 unit.
Bahkan saat ini, CePAD sudah direkomendasikan WHO dan Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia dan sudah digunakan beberapa rumah sakit di Jawa Barat seperti Rumah Sakit Unpad, lab kesehatan Jawa Barat dan Rumah Sakit Sentosa di Bandung.