Tanggapan Wiku, soal pakar kesehatan desak Presiden Jokowi tarik rem darurat. Pasalnya penyebaran virus corona di Indonesia masih terus berlangsung dan belum ada tanda-tanda laju penularan terkendali.
Kenaikan kasus corona setiap harinya diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti libur panjang hingga aktivitas kerumunan.
Baca Juga: Pasca Pilkada 2020, Satgas Covid-19 Larang Pemenang Pilkada 2020 Kerahkan Massa
Sejumlah pakar kesehatan pun meminta pemerintah menerapkan rem darurat secara nasional untuk menekan laju penularan. Apalagi, penambahan kasus kini konsisten di angka 5.000-6.000 orang tiap harinya.
Rupanya Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, mengungkapkan pemberlakukan pembatasan ini perlu kajian mendalam pemerintah pusat dan daerah.
"Pemberlakukan PSBB ketat ini perlu jadi pertimbangan, baik pemerintah pusat dan daerah, dengan prinsip tahapan pembukaan dan penutupan sektor saat pandemi," ujar Wiku.
Ia juga mengatakan bahwa, kebijakan rem darurat ini masih harus mempertimbangkan sejumlah faktor. Sebab, tak hanya persoalan kesehatan, tetapi juga pandemi COVID-19 ini telah berdampak ke sektor-sektor lainnya.
Baca Juga: Respon Pemerintah soal Efektivitas Vaksin Corona Sinovac Basmi Corona
"Walaupun esensinya kasus COVID-19 merupakan permasalahan kesehatan, namun dampaknya dirasakan pada sektor lainnya. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil dengan harus menggunakan pendekatan multisektor dan memperhatikan berbagai aspek lainnya," tutup Wiku.
Disisi lain pemerintah selama ini menyerahkan kepada tiap-tiap pemerintah daerah untuk memberlakukan pengetatan wilayahnya untuk menekan kasus COVID-19.