Menteri BUMN Erick Thohir secara tegas telah melarang swasta melakukan impor vaksin corona secara mandiri pada 2021 nanti. Keputusan itu dimaksudkan agar distribusi dan harga vaksin lebih terkontrol.
"Mungkin ada pertanyaan juga apakah swasta bisa impor vaksin sendiri. Jangan. Kalau terlalu banyak, distribusi tidak terkontrol. Yang terjadi ada kebingungan merek-merek dan harganya beda-beda," ungkap Erick dalam webinar bertajuk Persiapan Infrastruktur Data dan Layanan Vaksinasi Covid-19, Selasa 1 Desember 2020.
Baca Juga: Awal Desember 2020, Angka Positif Corona Bertambah 5.092 Jadi 543.975 Orang
Erick juga menegaskan bahwa pada tahun tahun depan keputusan jenis vaksin, distribusi hingga harga akan diatur oleh Kementerian Kesehatan.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019.
"Mungkin nanti 2022 atau 2023 ketika mayoritas sudah divaksin, nanti keterlibatan swasta diperbolehkan, boleh impor vaksin," katanya.
Baca Juga: Erich Thohir Sebut Vaksin Covid-19 Hanya Bertahan Setahun dalam Tubuh
Nantinya, sambung dia, akan ada sekitar 40 juta dosis vaksin corona yang dipesan untuk 2021. Sementara, jumlahnya sekitar 100 juta pesanan yang harus diproduksi pada 2022.
Soal perkembangan kasus corona pada awal Desember 2020 mengalami kenaikan 5.092. Dengan penambahan tersebut, angka positif corona menjadi 543.975 orang.
Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 4.363 orang, sehingga total menjadi 454.879 orang. Sementara pasien corona yang meninggal dunia bertambah 136 orang, sehingga keseluruhan menjadi 17.081 orang.