Kulkul di Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung, Provinsi Bali, memiliki cerita misteri yang tak biasa. Konon jika kulkul ini bersuara, maka akan ada marabahaya terjadi di Bali maupun di Indonesia.
Hal ini diperkuat dari kejadian besar di Bali, yakni bom Bali I dan bom Bali II. Kemudian kejadian erupsi Gunung Agung, yang bahkan pertama kali didengar oleh Sri Sultan di Yogyakarta.
Jero Mangku Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung, I Nyoman Sastrawan, menjelaskan ihwal asal muasal kulkul di Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung.
“Beliau (kulkul) berasal dari Blambangan, kemudian tarunya bukan taru sembarangan namanya adalah taru silegoi,” sebutnya.
Baca Juga: Cerita Mistis Muryanto saat Safari Malam di Hutan Tinjomoyo Semarang, Bertemu Sosok Menyeramkan ini
Pemangku yang masih pegawai pemda di Kabupaten Klungkung ini menjelaskan kejadian mistis yang pernah dialaminya.
Ia yang telah lama ngayah, mengatakan bahwa pernah mengikuti pelatihan tentang kepariwisataan di sebuah hotel.
Sekiranya tahun 2011, ia kemudian beristirahat usai pelatihan itu. Namun entah mengapa, tepat jam 12 malam ia kaget luar biasa. Tubuhnya terasa terbakar, dan sangat panas. Ia pun bangun dari tempat tidur, dan duduk bersila.
“Kebetulan saya tidak menggunakan pakaian adat, karena sedang dinas kantor,” jelasnya.
Baca Juga: Deretan Cerita Mistis Jalur Tengkorak di Sumsel yang Rawan Kecelakaan
Ia pun meminta izin dan memohon, kepada bhatara-bhatari yang datang. Agar memberitahu ada apa gerangan.
“Saya bertanya dengan bahasa sederhana, siapakah gerangan yang hadir. Apakah Ida Bhatara di Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung, atau Sang Hyang Tohlangkir, atau mungkin Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling di Nusa Penida,” sebutnya.
Ternyata yang hadir, secara gaib adalah Ida Bhatara di Pura Pejenengan Puri Agung Klungkung.
“Beliau bersabda waktu itu, agar saya setelah selesai pelatihan matur piuning (memberitahu) kepada Puri Saraswati, dan seluruh puri di Klungkung bahwa kulkul tidak boleh lagi disuarakan secara manual atau dipukul oleh manusia,” tegasnya.
Baca Juga: Cerita Mistis Alamsyah Ayah Kehilangan 3 Anak di Langkat, Mengaku Lakukan Kontak Batin
Sebab beliau (kulkul) sudah bersuara gaib, dan itu sangat sakral atau dikeramatkan.
“Jika ditepak atau dipukul maka akan cemer jadinya kotor. Tujuannya supaya kulkul ini benar-benar suci dan sakral,” imbuhnya.
Beliau melanjutkan, bahwa akan berbunyi sendiri secara gaib saat ada pertanda bencana. Beliau akan memberitahu panjak (masyarakat) Bali agar berdoa dan menghaturkan yadnya memohon keselamatan. Akhirnya sejak 2011 kulkul ini tidak lagi dipukul atau disuarakan secara manual.
“Bahkan beliau (kulkul) memberitahu saya, agar dibuatkan duplikat kulkul lainnya. Dan duplikat itu yang ditepak atau disuarakan saat ada upacara Panca Yadnya di puri. Sehingga tetap ada suara kulkul ketika ada upacara di puri,” katanya.