Perkembangan Vaksin Merah Putih terus menunjukan hasil yang baik. Bibit vaksin siap diujika pra klinis pada hewan. di bulan Desember 2020 atau di akhir tahun ini.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa perkembangan Vaksin Merah Putih telah masuk tahapan selanjutnya. Menurutnya bibit vaksin akan segera dilakukan uji pra klinis pada hewan.
"Jadi sebelum menyampaikan bibit vaksin kita harus melakukan uji pra klinis pada hewan," ucapnya melalui aplikasi zoom, Jumat 27 November 2020.
Baca juga: Biografi dan Profil Lengkap Mama Lita MasterChef Indonesia, Suami Meninggal Diduga COVID-19
Bambang menjelaskan ada 3 dari bibit vaksin yang sudah siap dilakukan uji pra klinis. Ketiga bibit tersebut adalah bibit vaksin yang dikembangkan oleh Eijkman, (Universitas Indonesia) dan UNAIR (Universitas Airlangga).
"Dari 6 ini ada 3 yang berpotensi paling cepat, dilihat dari time table yang mereka sudah sampaikan kepada kami," katanya.
"Ketiganya adalah Eijkman, UI (Universitas Indonesia) dan UNAIR (Universitas Airlangga). Nah rencananya bulan Desember ini mereka akan persiapan dan mungkin memulai uji (pra) klinis pada hewan," imbuh Bambang.
Adapun target dilakukannya uji pra klinis tersebut menurut Bambang akan dilakukan dalam waktu dekat, yakni pada bulan Desember. Sementara itu, bibit vaksin akan siap diperkirakan pada sekitar triwulan pada tahun depan.
"Sehingga targetnya dari mereka bertiga, sekitar triwulan 1 tahun depan itu sudah bisa menyerahkan bibit vaksin kepada Bio Farma," ujarnya.
Baca juga: Sistem Pangkat dan Gaji PNS Akan Dirubah, Ini Bocorannya
Bambang menerangkan bahwa jika uji klinis berjalan lancar, maka sesuai target vaksin akan di buat pada tahun 2021. Adapun Vaksin Merah Putih akan siap diproduksi secara massal diperkirakan terjadi pada triwulan keempat tahun 2021.
"Setelah izin keluar maka kita harapkan bisa dilakukan produksi secara massal dan vaksinasi. Melihat kalender tersebut maka target kami di triwulan keempat 2021 sudah mulai dilakukan produksi massal dan barang kali sudah dilakukan vaksinasi," kata Bambang.