PT Bio Farma (Persero) memberikan cara paling cepat untuk memesan vaksin corona secara mandiri. Bio Farma sendiri, telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai distributor vaksin corona mandiri atau berbayar ke masyarakat.
Chief Digital Healthcare Office Bio Farma Soleh Ayubi membeberkan cara untuk memesan vaksin corona tersebut.
Dia mengungkapkan perusahaan menyediakan tiga saluran untuk mendapatkan vaksin mulai dari aplikasi, situs web, hingga datang langsung (walk in). Alokasi saluran disesuaikan dengan karakteristik daerah. Hal ini bertujuan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Proses untuk mendapatkan vaksin corona terdiri dari sejumlah tahap. Pada tahap pertama, WNI maupun warga negara asing (WNA) berusia 18 hingga 59 tahun perlu mendaftar untuk memesan lebih awal (preorder) vaksin tersebut.
Baca Juga: Jelang Vaksinasi Corona, Pemerintah Siapkan Sistem Satu Data
Preorder diterapkan agar perusahaan dapat mengetahui kebutuhan vaksin di suatu daerah. Pengiriman dilakukan sesuai pesanan untuk mencegah penimbunan oleh oknum yang nakal.
"Enggak bisa 1 klinik bilang 'saya request 100 juta dosis' tanpa demand yang riil," ujarnya.
Dalam proses pendaftaran, perusahaan akan meminta Nomor Induk Kependudukan (NIK) sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP). Bagi pendaftar melalui aplikasi dapat memindai langsung kartu identitasnya.
Dalam tahap ini, perusahaan akan melakukan penyaringan awal untuk melihat apakah pemesan memenuhi kriteria.
Apabila memenuhi kriteria, pemesan akan diminta untuk melakukan pembayaran dan melakukan reservasi. Setelah membayar, pemesan tinggal menunggu notifikasi pengingat terkait pilihan tempat dan waktu vaksinasi.
Baca Juga: Jokowi Sebut Vaksin COVID-19 Tiba di Awal Desember, Masih Menunggu Tahapan BPOM
Khusus untuk, klien dari korporasi, pegawai yang mendaftar tidak perlu membayar lagi karena sudah ditanggung perusahaan.
Sebelum vaksinasi, masyarakat akan diminta untuk mengisi form persetujuan. Selanjutnya, pemesan tinggal datang ke fasilitas vaksinasi pada waktu yang ditentukan.
"Form ini penting karena kalau si orangnya lagi sakit, enggak boleh divaksin, Ketika orang tersebut jawabannya eligible untuk divaksin, akan muncul scan barcode," ujarnya.
Pada waktu penyuntikan, petugas akan mencocokkan barcode pasien dengan NIK dan vial-ID.
Soleh juga mengingatkan masyarakat tidak bisa langsung meninggalkan tempat usai disuntik vaksin. Pasalnya, petugas akan memperhatikan kondisi pasien setidaknya selama 30 menit setelah disuntik untuk melihat apakah ada efek samping.
"Kalau semua oke, selesai, setelah dua minggu akan datang lagi untuk suntik kedua," ujarnya.
Masyarakat yang telah divaksinasi akan mendapatkan sertifikat. Data sertifikat itu akan diberikan ke kementerian atau institusi lain yang berkepentingan. Misalnya, BUMN transportasi.
Sebelumnya, pemerintah melalui Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan pihaknya telah mempersiapkan sistem saru data jelang vaksinasi corona.
Sistem satu data vaksinasi corona menjelang pelaksanaan program vaksinasi sebagai upaya menangani pandemi di Indonesia.