Pandemi corona telah membuat perekonomian global sangat tertekan. Namun, berbagai kalangan memprediksi tahun 2021 keadaan ekonomi global semakin membaik.
Soal inflansi, tahun 2021 mendatang akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Insflansi sendiri adalah kondisi terjadinya peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.
Inflasi sering meningkatkan penyaluran stimulus pemerintah. Bahkan, kebijakan Bank Indonesia yang relatif bertahan di level 3,75-4%.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Buatan Moderna Diklain 95 persen Efektif, Apa Bedanya dengan Vaksin Pfizer
Dari data dari Bank Indonesia pada minggu kedua November 2020 sebesar 0,21% secara bulanan. Kemudian secara tahun kalender 1,17% dan secara tahunan 1,53%.
Penyumbang utama inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,08%, cabai merah 0,03%, telur ayam ras dan bawang merah 0,02%. Kemudian minyak goreng, tomat dan bawang putih mengalami inflasi sebesar 0,01% month to month.
Baca Juga: 5 Tips Paling Aman Naik Pesawat saat Pandemi Corona
Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada level 4-5,1% (upside risk di 6%) pada tahun 2021, didorong oleh gradual recovery dari re-opening economy, khususnya bila vaksin sudah dapat terdistribusi.
Pada tahun 2021 bila risiko pandemi tidak segera berakhir bisa menjadi risiko global supply dalam jangka menengah.
Oleh karena itu menurutnya kondisi perekonomian domestic dan global pada tahun 2021 diprediksikan akan memasuki tahap recovery meskipun masih melambat karena masih ada potensi terjadinya second wave.