Di tengah sengitnya Pilpres AS 2020, ternyata ada fakta unik dan terpenting yang sayang untuk dilewatkan.
Amerika Serikat (AS) tengah mengadakan Pemilihan Presiden 2020 (Pilpres AS 2020) di tengah pandemi, yang diikuti oleh Joe Biden dan Donald Trump.
Sebagai negara adidaya, Pilpres AS 2020 sangat menjadi perhatian negara di dunia.
Berikut fakta ini fakta unik dan paling penting soal Pilpres AS yang dilakukan di tengah pandemi corona.
Baca Juga: Joe Biden Ungguli Donald Trump Pada Penghitungan Sementara Pilpres Amerika Serikat
1. Pandemi corona pengaruhi siklus pemilu
Konvensi politik Partai Demokrat dan Republik, yang menjadi landasan awal jalannya pemilihan presiden, kali ini sangat berbeda dari pemilihan biasanya.
Joe Biden dan pasangannya, Kamala Harris, memutuskan untuk tidak pergi ke Wisconsin untuk menerima pencalonan presiden dari Partai Demokrat karena masalah corona.
Sebaliknya, Biden menerima pencalonan tersebut dan menyampaikan pidato nasional dari negara bagian asalnya di Delaware. Kamala Harris juga secara resmi menerima nominasi wakil presiden dari ballroom hotel di Wilmington, Delaware.
Konvensi Partai Republik juga tidak jauh berbeda dengan Partai Demokrat. Sebagian besar konvensi, termasuk pidato Trump, bersifat virtual dan termasuk pidato langsung dari berbagai lokasi. Presiden menyampaikan pidato penerimaan nominasi Partai Republik dari Gedung Putih.
2. Pengaruh Trump Positif Corona
Menurut hitungan Universitas Johns Hopkins, AS mencatat 8,94 juta kasus sejak awal pandemi. Kemudian, Presiden Donald Trump sempat didiagnosis positif corona.
Dokter kepresidenan, telah Trump mengumumkan pada 10 Oktober 2020 bahwa Presiden tidak lagi menulari sembilan hari setelah dirawat dan diisolasi karena corona.
3. Pengaruh corona terhadap jalannya Pilpres AS 2020
Pandemi corona telah mempengaruhi jalannya Pilpres AS 2020. Bahkan, sebelum hari pemilihan, banyak warga AS yang telah memberikan suara mereka terlebih dahulu melalui pos.
Sekedar informasi, dalam memilih seorang presiden di AS, para warganya memilih orang yang disebut Elector” atau orang yang merepresentasikan para pemilih di negara bagian di mana mereka mendukung calon yang mereka inginkan menjadi presiden - proses ini disebut “Electoral College”.
Saat ini ada total 538 electoral-pemilih, sesuai dengan 435 anggota DPR dan 100 Senator, ditambah tiga elector tambahan dari District of Columbia. Konstitusi melarang pejabat federal, yang dipilih atau diangkat, menjadi elector.
Baca Juga: Ini Dampak Terbesar Ekonomi dari Hasil Pilpres AS untuk RI
Kandidat presiden dengan suara terbanyak di suatu negara bagian akan memenangkan semua suara electoral college di negara bagian tersebut dan kandidat presiden yang memenangkan suara di banyak negara bagian hingga mendapatkan 270 suara electoral yang akan terpilih sebagai presiden.
Soal dampak Pilpres AS 2020 ke Indonesia, adalah adanya kerja sama dengan negara yang dekat dengan AS harus lebih diperkuat. Sehingga nantinya selain Tiongkok, kerja sama dengan AS dan negara lain bisa membaik.
Jika Joe Biden terpilih, maka ia akan memilih pendekatan yang lebih lunak. Sehingga bukan tidak mungkin tensi dagang yang selama ini bergejolak akan cenderung lebih kalem dibandingkan saat kepemimpinan Trump.
Hasilnya, akan menurunnya tensi dagang juga akan membawa angin segar pada stabilitas pasar keuangan global.
Selain itu, melemahnya tensi dagang akan membuat investor Tiongkok berhenti merelokasi pabriknya ke negara lain.
