Wisma Erni yang berada di Lawang, Kabupaten Malang, menyimpan cerita mistis. Bangun ini juga dicap angker dan sangat horor.
Cerita soal keangkeran bangunan ini telah ada sejak tahun 80an. Menurut warga, tanah yang ditempati Wisma Erni adalah kuburan, konon dulu warga telah mencoba mengingatkan kepada pemilik agar tidak membangun bangunan di sana, namun tak dihiraukan. Hingga akhirnya Wisma Erni ini dikenal karena keangkerannya.
Baca Juga: Cerita Misteri Bekas Sumur Pengeboran Minyak Belanda di Blora, Dihuni Sosok Gaib Ini
Ada banyak versi soal cerita keangkeran bangunan tersebut. Ada yang mengatakan rumah ini angker karena istri pemilik rumah yang bernama Erni bunuh diri di rumah ini. Namun menurut cerita yang lebih umum di masyarakat adalah keluarga Erni dibunuh di rumah itu.
Lalu siapa Erni sebenarnya, konon Erni adalah istri kedua dari pengusaha kaya asal Tionghoa yang meninggal dibantai beserta seluruh pengurus wisma dan seluruh keluarganya. Setelah keluarga Erni tak lagi ada penghuni, tak ada satu pun yang menempatinya.
Baca Juga: Cerita Mistis Sumur Keramat Sedang Mas, Dipercaya dapat Mengusir Bencana dan Penyakit di Banyumas
Namun bangunannya tak benar-benar kosong, ada penghuni lain yang menempati. Konon penghuni baru itu adalah arwah Erni sering terlihat di atas balkon depan lantai dua wisma itu.
Hal tersebut lah yang mengakibatkan tak ada lagi orang yang berminat mengambil alih bangunan yang berlokasi di Jl. Dr Soetomo 16, Lawang kabupaten Malang ini. Warga membiarkan bangunannya rusak dan ditumbuhi tanaman liar.
Sebagian dindingnya telah rata dengan tanah namun sisanya masih berdiri namun sangat kotor. Beberapa ubin ada yang masih utuh ada juga yang sama sekali tidak ada. Sehingga bangunan yang berada di dekat kuburan ini terlihat semakin seram.
Baca Juga: Mitos dan Misteri Pohon Pisang, Salah Satunya Dipercaya Tempat Nongkrong Hantu
Tapi meski terkesan angker lokasi tersebut sering dikunjungi anak-anak muda yang penasaran dengan cerita tentang Wisma Erni itu. Di sana dulu juga terdapat coretan-coretan yang menunjukkan sering dikunjungi anak-anak muda setempat.
Tetapi saat ini bangunan tersebut telah dibeli oleh sebuah yayasan pondok pesantren. Sehingga jika dilihat dari luar kondisi bangunannya lebih terawat karena sudah dicat ulang.