Tengah viral sebuah video wanita yang menceritakan kisah hidupnya yang kerap dihina masyarakat. Menjadi lulusan universitas terbaik, tak menjamin mereka akan bekerja menjadi seorang ASN.
Hal ini dikarenakan, impian setiap orang berbeda-beda. Meski tak sesuai harapan banyak orang, publik tak sepantasnya menghina pekerjaan orang lain.
Pasalnya hal tersebut tidak terkecuali dialami oleh wanita lulusan UGM pemilik akun Instagram @restya_ayu yang selalu dihina karena menjadi perias dan tukang dekor.
Baca Juga: Heboh Dua Wisatawan Terjun dari Tebing Pantai Selatan Gunungkidul
"Ini Kisah Ku. Sejujurnya setelah lulus kuliah aku sedikit merasa minder karena menjadi perias pengantin," kata @restya_ayu.
Dalam unggahanya ia juga mengatakan bahwa, impian sebenarnya yang ingin ia gapai adalah menjadi seorang duta besar. Bahkan, Ayu mengaku sudah mendaftarkan diri kuliah S2 ke Queensland University Australia selepas lulus.
Namun ia harus mengubur cita-citanya lantaran tidak disetujui oleh ayahnya karena jika bersekolah ke luar negeri maka akan jauh dari keluarga.
"Akhirnya aku memilih menikah dengan Mas Anang dan memulai usaha dekorasi selepas menikah. Ternyata pilihan itu yang terbaik dari Allah SWT," kata dia.
Rupanya setelah Ayu memutuskan menikah itulah ia mengaku perjalanannya menapaki dunia bisnis justru dimudahkan oleh Allah. Selain itu, ia juga bersyukur karena tetap dekat dengan keluarga besarnya yang ada di Lampung.
Ayu yang direndahkan karena lulusan UGM tapi jadi tukang dekor, Ayu akhirnya bisa membungkam omongan orang dengan penghasilannya yag fantastis.
"Tahun pertama usaha aku berhasil mengumpulkan omzet ratusan juta, tahun kedua mencapai 1 milyar dan tahun ketiga 2 milyar yang saat itu umur ku baru menginjak 26 tahun," lanjut dia.
Baca Juga: Akibat Pakai Masker Kain, Fahira Alfhi Diningrat Berjerawat hingga Harus Dioperasi
Ia juga mengatakan bahwa orang-orang yang sempat mengejeknya karena merasa gelar pendidikan Ayu sia-sia dibuat kagum dengan pencapaian lainnya.
Pasalnya, di usia mudanya itu Ayu bisa membeli rumah, ruko dan mobil apalagi ia pada dasarnya tidak terlalu suka membeli tas dan sepatu.
"Semua hasil uang yang dihasilkan selalu aku gunakan untuk membeli barang yang lebih penting dan membuka usaha yang baru," ungkapnya.