Di Kota Banjar tepatnya di wilayah Kecamatan Pataruman, terdapat sebuah gunung menyimpan cerita mistis namanya Gunung Sangkur.
Beberapa masyarakat percaya gunung ini sangat angker. Bahkan, banyak masyarakat yang menyebutkan Gunung Sangkur merupakan tempat atau pusatnya kerajaan Jin.
Baca Juga: Cerita Mistis Tanjakan Santiong Banjar, Serem Banget!
Pernah terjadi masyarakat Banjar, khususnya warga Desa Mulyasari, sempat dihebohkan dengan hilangnya Bonar warga Dusun Sukamaju, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman Kota Banjar.
Bonar hilang selama tiga hari tiga malam di Gunung Sangkur. Banyak warga menduga hilangnya Bonar lantaran dibawa makhluk gaib yang menghuni salah satu keramat di gunung tersebut.
Baca Juga: Kisah Misteri Sungai Petanu Gianyar, Sering Terdengar Suara Musik Alam Gaib
Sebelum terjadi hilangnya Bonar, di tanjakan Curug Taneuh yang lokasinya berada di kaki Gunung Sangkur, juga kerap memakan korban, bahkan hingga meninggal dunia. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, ada sebuah minibus terperosok masuk jurang hingga menewaskan dua orang penumpangnya. Kecelakaan itu diduga lantaran sang sopir diganggu makhluk gaib.
Memang banyak sekali cerita mistis di gunung ini. Warga pun banyak yang mengaku pernah melihat sejumlah keanehan. Diantaranya melihat perkampungan misterius di tengah hutan yang tiba-tiba muncul lalu hilang lagi, melihat ada pasar dan hal-hal lain yang di luar nalar manusia.
Pengalaman mistis seperti itu pernah dialami salah seorang anggota komunitas pecinta alam, Toto, seorang tenaga honorer di salah satu instansi di Kota Banjar.
Dia bercerita pengalaman mistisnya ketika sedang menjelajah di Gunung Sangkur bersama teman-temannya di komunitas pecinta alam.
"Pengalaman ini terjadi tahun 2011, pada saat itu kami sedang menjelajah Gunung Sangkur. Waktu kami melintas di tempat keramat Batu Bangkis atau Batu Bangkong, salah satu teman kami ada yang berkata sompral dengan menyebut kata Bangkong. Tak lama setelah mengucap kata tersebut, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar dan angin yang sangat kencang, padahal pada waktu itu cuaca sedang cerah,” tuturnya.
Setelah kejadian itu, Toto dan teman-temannya memutuskan untuk kembali ke pemukiman warga lantaran takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena menurut mitos yang beredar di masyarakat sekitar, jika melintasi keramat tersebut jangan sampai mengucapkan kata ‘Bangkong.’ Kalau hal ini dilanggar maka akan ada akibatnya.
Kuatnya mistis yang merasuki alam pikir para penjelajah juga dirasakan Ridwan. Ridwan yang merupakan anggota komunitas motor trail juga pernah tersesat di Gunung Sangkur dengan dua orang temannya.
Menurutnya, kejadian itu dialaminya ketika melakukan survey jalan untuk kegiatan trail adventure. Ridwan bersama dua orang temannya tersesat saat tiba di puncak gunung yang berdekatan dengan sebuah keramat.
"Kalau menceritakan kejadian ini saya selalu merinding. Waktu itu kami hanya berputar-putar saja di tempat tersebut, padahal kami merasa sudah berjalan cukup jauh. Tapi kembali lagi ke tempat semula, bahkan persis tak melihat jejak ban bekas para offroader lainnya,” tutur Ridwan.
Beruntung, ia bersama temannya bisa keluar dari lokasi itu setelah mendengar suara adzan yang entah dari mana sumbernya. Kemudian, mereka turun mengikuti sumber suara adzan tersebut dan akhirnya bisa menemukan kembali jalan menuju ke arah huma dan perkampungan.
“Alhamdulillah, akhirnya kami bisa keluar dari dalam hutan setelah mendengar dan mengikuti sumber suara adzan,” terang Ridwan.
Baca Juga: Cerita Mistis Menara Air UI, Sering Terjadi Penampakan Hantu Usil
Keangkeran Gunung Sangkur pun diakui Wahyu, salah seorang pecinta budaya. Menurutnya, ia pernah bersama teman-temannya berkemah di Gunung Sangkur. Karena nyalinya cukup berani, Wahyu pun mengaku pernah berinteraksi dengan makhluk ghaib yang ada di sana.
“Saya pernah berinteraksi di sana, makhluk ghaib yang ada di Gunung Sangkur tidak mau diganggu oleh kebisingan yang dilakukan manusia. Wilayahnya tidak mau dikotori, seperti berbuat mesum atau berbuat maksiat serta hal-hal lain yang tidak disukainya,” terang Wahyu.