Gempa magnitudo 5,9 pagi tadi Minggu 25 Oktober 2020 mengguncang Pangandaran, Jawa Barat. Berikut penjelasan lengkap PVMBG terkait penyebab gempa magnitudo 5.9 Pangandaran yang sempat membuat panik.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan penjelasan lengkap terkait penyebab gempa magnitudo 5.9 Pangandaran. Gempa tersebut sempat membuat panik warga sekitar.
Lewat keterangan tertulis, Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Pangandaran dipicu aktivitas di zona tunjaman lempeng Indo-Australia. Kasbani juga menerangkan bahwa pusat gempa terjadi di selatan Pulau Jawa.
"Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di sebelah selatan Pulau Jawa. Berdasarkan tatanan tektonik perairan selatan Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Jawa," ujar Kasbani dalam keterangan resminya, Minggu.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang berada di Kota Bogor menerangkan bahwa guncangan juga terekam pada stasiun pemantauan Gunung Salak, Gunung Slamet, dan Gunung Ijen. Namun guncangan tidak begtu terasa.
Menurut BMKG guncangan yang dirasakan di sekitar pusat gempa cukup beragam. Guncangan gempa dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI serta di Cilacap, Kuningan, Garut dengan intensitas III MMI. Sementara di Kabupaten Bandung, Banyumas, Kutoarjo, Kebumen, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Bandung dengan intensitas II-III MMI.
Sementara itu terkait dampak dari guncangan gempa ini PVMBG menegaskan tidak berpotensi tsunami. Kasbani menjelaskan walau pusat gempa terjadi di laut namun energi goncangan tidak cukup kuat untuk menyebabkan tsunami.
Baca juga: Vaksin Bermanfaat untuk Kekebalan Tubuh dari Virus Corona
"Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi mengenai kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," ucap Kasbani.
Walau demikian kasbani meminta agar masyarakat tetap waspada dan berjaga, khususnya masyarakat yang tinggal di dekat pantai. Selain itu dirinya berpesan untuk tidak terpancing dengan isu atau berita-berita bohong yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.